REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Warga Kabupaten Cianjur yang tinggal di daerah rawan bencana diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Saat ini intensitas hujan yang tinggi masih berlangsung di wilayah Cianjur.
Sebelumnya, bencana longsor menyebabkan satu orang warga meninggal dunia di Kampung Tenggek, Desa Selagedang, Kecamatan Pagelaran Jumat (17/3) sore. Korban bernama Amat (50 tahun) meninggal dunia karena tertimbun longsor pada saat membersihkan saluran air di dekat tempat tinggalnya.
"Derasnya hujan berpotensi mengakibatkan bencana seperti longsor dan banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Suparman kepada wartawan Ahad (19/3). Khususnya, di daerah yang memang rawan diterjang bencana.
Menurut Asep, kejadian bencana yang menimbulkan korban jiwa jangan sampai terulang kembali di kemudian hari. Upayanya lanjut dia warga yang tinggal di daerah rawan bencana harus selalu meningkatkan kewaspadaan. Asep mengungkapkan, sejumlah bencana alam memang menerjang Cianjur dalam beberapa hari terakhir. Selain longsor di Kampung Tenggek, bencana pergerakan tanah juga melanda Desa Selagedang dan Mekarsari Kecamatan Pagelaran.
"Dampaknya, ada sebelas kepala keluarga (KK) yang sempat mengungsi," teranag Asep. Namun, kini sebelas KK tersebut sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Meskipun demikian lanjut dia petugas tetap akan memantau pergerakan tanah di dua desa tersebut.
Bencana lainnya lanjut Asep di Kecamatan Tanggeung dan Sindangbarang. Ia menerangkan bencana di Tanggeung tepatnya terjadi di Kampung Tegal Merak RT 04/04 Desa Pageurmaneuh.
"Ada satu rumah rusak akibat tergerus aliran sungai Cibuni yang meluap," kata dia. Sedangkan di Kecamatan Sindangbarang terjadi longsor yang menyebabkan satu unit rumah mengalami kerusakan. Kedua peristiwa itu pun kata dia terjadi setelah wilayah Cianjur diguyur hujan deras.