Jumat 17 Mar 2017 17:09 WIB

Waspadai Skenario Antasari Azhar Jilid II : Bila Kebenaran Menjadi tak Penting!

Neneng (46) putri bungsu almarhum nenek Hindun (78), warga Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jaksel.
Foto:
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Sandiaga Uno (kiri) meninggalkan kantor polisi usai menjalani pemeriksaan di Polsek Tanah Abang, Jakarta, Jumat (17/3).

Ada sebuah tim yang memang khusus ditugaskan untuk menginventarisasi berbagai kasus yang bisa menjadi serangan yang mematikan dan menghancurkan kredibilitas Anies-Sandi. Pencarian fakta di lapangan oleh beberapa media yang masih waras dan tidak terkooptasi oleh Ahoker menunjukkan hal itu. Meledaknya isu bahwa jenazah nenek Hindun  tidak disalati ternyata melibatkan media dari Rumah Lembang  yang menjadi markas komando Ahoker.

Pengeroyokan pendukung Ahok, ternyata tidak sedramatis yang dilaporkan. Faktanya hanya  perkelahian satu lawan satu dan pendukung Ahok kalah. Banyak kasus-kasus lain yang mereka rekayasa dan berhasil membodohi pemilih Jakarta.

Serangan kepada Anies pada putaran kedua dimulai dengan tuduhan korupsi dalam kasus pameran buku di sejumlah kota di Eropa pada 2014-2015.

Sayangnya si perekayasa hukum tidak cukup cermat —untuk tidak mengatakan terlalu bodoh- memilih senjata. Sebab ketua komite pameran buku itu ternyata Gunawan Muhammad yang dikenal sebagai pendukung Ahok. Gunawan Muhammad bahkan harus  memberi klarifikasi bahwa Anies Baswedan sama sekali tidak ada sangkut pautnya. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Mendikbud sebelumnya. Jadilah senjata itu berbalik memakan tuannya.

Tapi sekali lagi, soal benar tidaknya sebuah tudingan, tidak terlalu penting. Yang penting lapor dahulu ke KPK atau ke Bareskrim, di-blow up di media dan kemudian di-broadcast secara masif sebagai sebuah kebohongan yang terorganisasi. Banyak sekali kasus-kasus lucu-lucuan yang dimunculkan.

Ingatkan bagaimana Polsek Tanah Abang memanggil Sandi dalam kasus pencemaran nama baik yang terjadi pada tahun 2013? Pemanggilan dilakukan saat Pilkada DKI memasuki putaran kedua dan status Sandi pun hanya sebagai saksi. Secara sarkastis Sandi menyatakan salut atas kinerja Polsek Tanah Abang. “Saya menyampaikan apresiasi kepada teman-teman di Polsek Tanah Abang, karena dengan teliti sekali mereka bisa menemukan kasus empat tahun yang lalu,” ujarnya.

Pelaporan 'pengacara' Edward Suryajaya -- kalau benar itu pengacara Edward---harus diakui bobotnya lumayan serius. Tapi kasus itu sebenarnya merupakan kasus perdata yang masing-masing pihak punya legal standing cukup kuat. Tapi sekali lagi mengapa kasus itu dilaporkan saat Pilkada memasuki putaran kedua, padahal sengketanya sebenarnya sudah berlangsung sejak 2012?

Selain itu kasus pelaporan 'Edward Suryajaya' ini juga mengandung sejumlah kejanggalan. Sebab sejumlah media sebelumnya menyebut bahwa pengacara Edward bernama Rr Fransiska Kumalawati Susilo. Namun, ada media lain yang menyebut bahwa pelapor adalah seorang ibu rumah tangga bernama Rr Fransiska Kumalawati Susilo. Sandi yang menyebut Edward sebagai mentornya, mengenali Fransiska sebagai mantan istri Edward. 

Mana yang benar? Tidaklah terlalu penting. Targetnya memang bukan hukum, tapi pembentukan publik  opini. Jadi janganlah kaget, bila badai pelaporan atas Anies-Sandi dalam beberapa pekan ke depan akan bermunculan. Mari kita nikmati dan rayakan semua kelucu-lucuan itu.

 

Tapi, kasus itu sebenarnya merupakan kasus perdata yang masing-masing pihak punya legal standing cukup kuat. Sekali lagi, mengapa kasus itu dilaporkan saat pilkada memasuki putaran kedua, padahal sengketanya sebenarnya sudah berlangsung sejak 2012?

Selain itu kasus pelaporan “Edward Suryajaya” ini juga mengandung sejumlah kejanggalan. Sebab sejumlah media sebelumnya menyebut bahwa pengacara Edward bernama Rr Fransiska Kumalawati Susilo. Namun ada media lain yang menyebut bahwa pelapor adalah seorang ibu rumah tangga bernama Rr Fransiska Kumalawati Susilo. Sandi yang menyebut Edward sebagai mentornya, mengenali Fransiska sebagai mantan istri Edward.

Mana yang benar? Tidaklah terlalu penting. Targetnya memang bukan hukum, tapi pembentukan publik opini. Jadi janganlah kaget, bila badai pelaporan atas Anies-Sandi dalam beberapa pekan ke depan akan bermunculan. Mari kita nikmati dan rayakan semua kelucu-lucuan itu.

 

 

*Hersubeno Arief, Konsultan Media dan Politik.       

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement