Rabu 15 Mar 2017 16:57 WIB

Jokowi akan Resmikan Barus Sebagai Pusat Peradaban Islam

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Makam-makam ulama di situs sejarah Islam di Barus, Sumatera Utara.
Foto: ANTARA
Makam-makam ulama di situs sejarah Islam di Barus, Sumatera Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rais Syuriah PWNU Jatim, Miftahul Akhyar, meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan daerah Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara sebagai pusat peradaban Islam. Barus, kata dia, merupakan titik 0 dan awal mula Islam berkembang di Nusantara.

"Di sinilah kepentingan kita, bapak presiden ini kita ajak syukur-syukur bisa membangkitkan kembali Barus menjadi pusat perhatian pusat peradaban Islam nusantara dan kita memiliki kebudayaan yang amat tinggi itu," kata Miftahul usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/3).

Karena itu, Jami'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) mengundang Presiden untuk meresmikan titik 0 tersebut. Ia mengatakan, Barus merupakan daerah yang sudah dikenal dunia internasional sejak 12 ribu tahun yang lalu.

"Di sana Marcopolo pernah bersandar bahkan setelah tahun masehi awal-awal menjadi pusat perdagangan ekspor produk kapur barusnya mendunia, sampai raja-raja Firaun Mesir dulu kalau memumi jasad-jasad para raja dan mereka-mereka orang tokoh, itu kulakannya dari Barus ternyata negara kita," cerita dia.

Tak hanya itu, diperkirakan terdapat sekitar 620 ulama besar yang turut menyebarkan Islam. Jika ini memang benar-benar terjadi, maka hal ini akan mengubah sejarah awal mula Islam. Daerah Barus pun, kata dia, juga sudah dikunjungi oleh 24 duta besar dari berbagai negara.

"Dan di sana ada ribuan nisan-nisan yang terlantar, ternyata batu-batuannya bukan dari Indonesia, dari negara-negara manca. Berarti Barus kira-kira 10 ribu tahun yang lalu sudah dikenal dunia dan menjadi pusat perhatian dunia," jelas dia.

Rencananya, Presiden Joko Widodo akan meresmikan tugu titik 0 dan meletakkan batu prasasti awal mula Islam di Nusantara, di Barus pada 24-25 Maret. Kyai Hj Ali Akbar Marbun, ketua Jami’iyah Batak Muslim Indonesia menyampaikan, nantinya Presiden akan hadir dan menginap di pondok pesantren Musthafawiyah di Mandailing Natal.

Acara peresmian titik 0 ini merupakan rangkaian dari acara silaturahmi nasional JBMI. Arief Rahman Marbun, sekjen Jami’iyah Batak Muslim Indonesia, sekaligus Ketua panitia silatnas, mengatakan acara ini akan digelar dengan tema Indonesia Martangiang yang artinya Indonesia berdoa.

"Indonesia berdoa dalam kesepakatan terhadap perbedaan, kebersamaan, persaudaraan untuk menuju Indonesia yang gemilang. Dengan kondisi bangsa kita mudah-mudahan akan kembali dengan baik, rukun damai, dan saling bahu membahu membangun negara," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement