Senin 13 Mar 2017 20:39 WIB

Isu Rupiah Berlogo Mirip Palu-Arit untuk Lemahkan NKRI?

Uang rupiah baru
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Uang rupiah baru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI Fraksi Golkar, Mukhamad Misbakhun menilai, maraknya isu logo palu arit atau PKI pada desain uang baru yang dikeluarkan Bank Indonesia beberapa waktu lalu, merupakan isu yang sengaja dimunculkan pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk memperlemah persatuan dan kesatuan NKRI. "Isu logo palu arit itu yang dimunculkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk merusak persatuan Indonesia," kata Mukhammad Misbakhun, Senin (13/3).

Misbakhun mengatakan hal itu usai melakukan dialog dengan masyarakat konstituennya pada kegiatan reses di Kabupaten Pasuruan. Pada kesempatan tersebut, Misbakhun meminta seluruh masyarakat yang hadir dapat memberikan komentar tentang uang rupiah baru yang dikeluarkan Bank Indonesia.

"Bank Indonesia sudah melakukan pencetakan uang sesuai dengan aturan yang berlaku dengan memperhatikan aspek keamanan dan pengamanan mata uang RI. Isu yang berkembang saat ini tidak sesuai dengan logo pada uang rupiah baru," katanya.

Anggota Komisi XI DPR tersebut menjelaskan, Bank Indonesia juga akan melakukan redenominasi uang dengan menghilangkan satu nol pada nilai uang. Program ini, kata dia, dilakukan untuk menyederhanakan nilai rupiah sehingga dapat mempermudah transaksi dan memperkuat nilai mata uang Republik Indonesia di mata dunia.

Pada kesempatan tersebut, Misbakhun juga memfasilitasi program bantuan Bank Indonesia kepada lembaga yang membutuhkan sesuai dengan aturan yang berlaku pada fungsinya. "Program itu merupakan program kepedulian Bank Indonesia kepada masyarakat yang membutuhkan," katanya.

Politikus Partai Golkar ini juga mengajak para pemangku kepentingan dan masyarakat agar membantu Bank Indonesia melakukan sosialisasi mata uang rupiah secara benar. "Saya meminta hadirin agar turut membantu mensosialisasikan mata uang rupiah kepada seluruh masyarakat sekitar bahwa semua isu tidak benar," ujar Misbakhun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement