Jumat 10 Mar 2017 20:44 WIB

Banjarnegara Waspada Demam Berdarah Setelah Jumlah Kasus Naik

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA –- Iklim yang ditandai dengan banyak curah hujan sepanjang tahun, menyebabkan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melonjak tiga kali lipat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dr Ahmad Setiawan MKes menyebutkan, lonjakan tersebut terjadi pada 2016 bila dibandingkan dengan 2015.

''Pada tahun 2015, jumlah kasus DBD di Banjarnegara hanya tercatat 197 kasus. Namun pada tahun 2016, melonjak hingga 591 kasus atau tiga kali lipatnya,'' ujarnya, Jumat (10/3).

Meski demikian dia menilai, pada 2017 ini jumlah kasus yang terjadi kemungkinan akan menurun. Hal itu bisa diprediksikan berdasarkan data kasus DBD yang terjadi pada awal tahun ini. ''Sampai bulan Februari diketahui baru ada sembilan kasus warga yang positif mengalami DBD. Padahal pada tahun 2016 lalu, terjadi hingga 168 kasus,'' ujarnya.

Meski demikian dia menyatakan, perkembangan kondisi terakhir tetap harus dicermati, mengingat musim hujan yang seringkali menimbulkan genangan dan menjadi sarang berkembang-biak nyamuk, masih sering terjadi. Untuk itu, Ahmad mengaku saat ini pihaknya sedang terus-menerus mengoptimalkan petugas untuk melakukan PSN dan fogging bila ditemukan kasus DBD di satu kawasan.

''Setiap pekan sekali, kita juga mengerahkan petugas untuk keliling kantor-kantor dan sekolah-sekolah yang ada di wilayah perkotaan Banjarnegara, untuk memantau jentik-jentik,'' katanya.

Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Aep Kusmana menambahkan, selain 9 kasus DBD yang terjadi sejak awal tahun hingga Februari 2017, pada Maret ini juga ditemukan lagi 4 kasus warga yang suspect DBD. Keseluruhan warga yang terjangkit penyakit tersebut, merupakan warga Kelurahan Parakancanggah Kecamatan Banjarnegara.

Menerima laporan tersebut, pihaknya bersama dengan Lokalitbang P2BB (Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang) sedang melakukan survei kepadatan jentik di wilayah tersebut. ''Survei juga dilakukan untuk mengetahui apakah jentik nyamuk yang ditemukan merupakan jenis nyamuk apa dan apakah jentik nyamuk yang ditemukan sudah terinfeksi virus DBD,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement