Jumat 10 Mar 2017 19:32 WIB

Djarot Sebut Gorong-Gorong Jakarta Seperti Supermarket

Rep: Christiyaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
Pekerja melakukan pembuatan gorong-gorong di kawasan Mangga Besar, Jakarta, Selasa, (6/9). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja melakukan pembuatan gorong-gorong di kawasan Mangga Besar, Jakarta, Selasa, (6/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Calon Wakil Gubernur Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menyebut gorong-gorong di Jakarta seperti supermarket. Ini lantaran di saluran air itu bisa ditemui berbagai macam sampah yang menyumbat jalannya air. 

Dalam kunjungannya ke Malang, Djarot mengungkapkan sebelum dia dan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengambil cuti kampanye, Dinas Kebersihan dan Tata Air telah diinstruksikan memeriksa gorong-gorong. Saat ini para petugas masih memeriksa dan membersihkan berbagai tumpukan sampah termasuk kulit kabel di dalam gorong-gorong.

"Sekitar 80 persen kulit kabel dan bukan hanya kulit kabel tapi isinya macam-macam kayak supermarket," katanya pada Jumat (10/3).

Ia curiga tumpukan kulit kabel yang ada di gorong-gorong sengaja ditinggalkan saat kabel dipasang. Namun demikian ia tak ingin menduga bahwa ada kesengajaan untuk menyumbat saluran air di Jakarta. "Saya tidak tahu ada unsur kesengajaan atau tidak karena itu urusan polisi, tapi kami tidak mau berburuk sangka," tandasnya. 

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono hari ini melakukan tinjauan deretan saluran air di bawah fly over Kuningan Timur Jakarta Selatan. Saluran air tersebut dipenuhi sampah bekas proyek bangunan hingga kabel optik. 

Di setiap saluran air ada petugas Sudin Sumber Daya Air Jakarta Selatanyang bertugas. Mereka berbagi tugas mengambil lumpur atau sampah-sampah yang ada di saluran air berkedalaman 1,7 meter. Sementara itu dua orang lainnya membantu mengangkut karung berisikan lumpur tersebut. 

Seorang petugas kebersihan, Yulianto mengatakan pembersihan saluran air sudah dilakukan sejak Jumat (3/3). Sampah yang ditemukan adalah sampah puing-puing dan bekas cor proyek. 

"Ke depan solusinya kita akan buat dacting utilities. Jadi memisahkan semua kabel-kabel ini. Utilitas perkabelan yang penting ini tidak bersatu dengan saluran air," kata Sumarsono. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement