Senin 06 Mar 2017 21:27 WIB

Soal Dukungan ke Anies-Sandi, Kader PPP DKI Geram dengan Djan Faridz

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
Pilkada DKI Jakarta (ilustrasi)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Pilkada DKI Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader PPP DKI geram dengan tudingan yang dilontarkan Djan Faridz‎ kepada Ketua DPW PPP DKI, Abraham Lunggana alias Haji Lulung beberapa waktu lalu. Sebab, sebelumnya Djan yang memilih mendukung pasangan Ahok-Djarot menyebut bahwa sikap politik Haji Lulung yang memilih merapat ke Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada putaran kedua Pilgub DKI 2017 tidak serius alias hanya basa-basi.

Salah satu kader PPP DKI asal Muara Angke, Ustadz Mustaqiem Dachlan menyebut tudingan Djan tersebut sangat tidak berdasar dan terkesan asal-asalan.

"Itu (tudingan Djan) sangat tidak etis dan terkesan hanya asbun (asal bunyi). Jujur, kami sebagai kader PPP sangat terganggu dan menyesalkan pernyataan tersebut itu dilontarkan oleh seorang Ketua Umum kepada kadernya sendiri (Haji Lulung)," ujar Mustaqiem kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/3).

Menurut Mustaqiem, dari pada melempar tudingan seperti itu, Djan sebaiknya berupaya menaklukkan Haji Lulung agar juga ikut merapat mendukung petahana Ahok-Djarot. Namun, ia yakin hal itu tidak akan berhasil.

"Saya kira, ini hanya upaya 'buang badan' Pak Djan Faridz karena tidak mampu merangkul dan meyakinkan Haji Lulung untuk ikut mendukung petahana. Tapi saya tidak yakin Pak Djan bakal bisa merayu Haji Lulung," katanya.

Mustaqiem menegaskan, bahwa sikap politik Wakil Ketua DPRD DKI itu bukan tanpa alasan, tetapi didasari oleh aspirasi dan suara akar rumput PPP dan umat Islam di Ibu Kota.

"Ingat, sebagai Ketua PPP di DKI Haji Lulung pasti mendengarkan suara arus bawah. Beliau juga bertanggung jawab terhadap 10 kursi PPP di DPRD DKI dan 3 kursi PPP di DPR RI. Ini amanah rakyat yang tidak mungkin beliau ingkari. Makanya, saya paham betul bagaimana Haji Lulung jika sudah bersikap. Pasti konsisten," jelasnya.

Karena itu, Mustaqiem meminta agar ke depannya Djan Faridz lebih berhati-hati dan tidak justru mengumbar pernyataan yang tidak perlu. Sehingga berpotensi mengundang ketegangan kembali antar dua kubu PPP.

"Pak Djan Faridz mungkin lupa, kalau Pileg 2019 sudah kurang dua tahun lagi. Jika PPP DKI main-main dan menolak kehendak rakyat, taruhannya adalah suara PPP dan rakyat akan marah. Suara PPP bisa rontok dan ditinggal orang. Makanya, sebagai kader saya berpesan jangan sampai nanti PPP di DKI hanya tinggal namanya karena tidak lagi dipercaya rakyat," jelas Mustaqiem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement