REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei terkait kompetisi Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Senin (6/3). Hasilnya, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengungguli pejawat Basuki Tjahja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dengan selisih enam persen.
Direktur eksekutif Median, Rico Marbun mengatakan pemilih Anies-Sandi didominasi oleh sentimen suasana di luar sosok kandidat. Seperti sentimen politik identitas dan gelombang anti Ahok yang mulai muncul.
"Kalau pemilih Ahok-Djarot adalah pemilih yang mengutamakan faktor kompetensi ketimbang variabel lainnya," ujar Rico dalam konferensi pers hasil survei Median, di Resto Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3).
Rico menjelaskan, politik identitas yang mempengaruhi warga untuk memilih Anies-Sandi sebesar 55,9 persen. Angka tersebut karena faktor seagama sebanyak 27,1 persen, memilih asal bukan Ahok 25,9 persen dan menginginkan pemimpin baru sebanyak 2,9 persen.
Sedangkan berdasarkan alasan framing kompetensi warga DKI Jakarta memilih Anies-Sandi sebesar 13,3 persen. Kemudian penilaian secara personal kepada Anies-Sandi sebesar 8,6 persen dan berdasarkan kinerja dari partai pendukung dan relawan juga mempengaruhi pemilih sebesar 5,7 persen.
Sementara itu, lanjut Rico, saat responden ditanya alasan memilih Ahok-Djarot, mereka menjawab karena memiliki pengalaman dengan kinerjanya yang terbukti. Jawaban tersebut berada pada posisi teratas dengan angka 33,2 persen. Ahok-Djarot juga dinilai bersih dari korupsi dan memiliki sikap yang tegas.