Ahad 05 Mar 2017 22:10 WIB

Petani Sukabumi Merugi Akibat Hektaran Lahan Terendam

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sawah terendam banjir
Foto: Imam Budi Utomo/Republika
Sawah terendam banjir

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah petani di Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi mengalami kerugian akibat lahan pertaniannya terendam banjir Sabtu (5/3) malam. Pasalnya, tanaman yang baru ditanam mengalami kerusakan dan harus diganti dengan yang baru.

Areal pertanian yang terendam banjir tersebut berada di Kampung Bojongringkung RT 02 RW 01 Desa Sasagaran, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan informasi dari petani jumlah lahan persawahan yang terendam banjir diperkirakan mencapai sekitar dua hektare.

‘’Banjir merendam sawah akibat meluapnya Sungai Cidadap Sabtu malam,’’ terang salah seorang warga Kampung Bojongringkung, Engkos Kosasih (75 tahun), kepada wartawan Ahad (5/3).

Kejadian tersebut ujar dia berlangsung pada saat wilayah Kebonpedes diguyur hujan deras. Engkus menerangkan, pada saat kejadian ketinggian banjir sempat mencapai tiga meter.

Akibatnya lanjut dia lahan pertanian petani yang baru ditanam sekitar satu bulan lalu terendam. Selain itu lanjut dia banjir membawa sampah masuk ke dalam areal persawahan.

Kondisi ini kata Engkus menyebabkan tanaman padi yang ditanam mengalami kerusakan dan tidak akan berkembang lagi atau gagal panen. Padahal sambung dia petani sangat berharap mendapatkan hasil maksimal dari musim tanam tahun ini.

Diterangkan Engkus, kerugian yang dialami petani diperkirakan mencapai hingga Rp 300 juta. Perhitungan tersebut sambung dia didasarkan pada biaya proses produksi hingga masa panen yang seharusnya diperoleh petani.

Para petani ungkap Engkus, hanya pasrah menghadapi bencana tersebut karena belum mengetahui adanya bantuan dari pemerintah. Meskipun lanjut dia ada petugas desa yang melakukan pendataan selepas bencana terjadi.

Warga lainnya Ayi (43) menambahkan, bencana tersebut hanya melanda areal persawahan. ‘’Beruntung air sungai yang meluap tidak menerjang permukiman warga,’’ ujar dia.

Padahal sambung Ayi, pada saat kejadian luapan air sungai seperti ombak di lautan yang tinggi. Peristiwa tersebut kata dia merupakan yang pertama kali terjadi di kampungnya.

Sebelumnya bencana banjir belum akibat luapan air sungai tidak pernah terjadi. Diduga terang Ayi, intensitas hujan yang tinggi selama berjam-jam mengakibatkan aliran Sungai Cidadap tidak tertampung lagi dan meluap hingga ke persawahan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Usman Jaelani mengatakan, warga di sekitar daerah rawan bencana harus meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana. Terlebih kata dia intensitas hujan yang mengguyur Sukabumi cukup tinggi dan berpotensi menyebabkan bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement