REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta pemerintah daerah menjaga lalu lintas hewan di daerah terduga terjangkit virus flu burung atau H5N1. Hal tersebut merupakan SOP upaya pencegahan penyebaran daerah terjangkit flu burung.
"Tetap ada kerja sama dengan pertanian. Jangan sampai keluar dari wilayah sumber. Tetap harus dijaga lalu lintas," kata Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kemenkes Vensya Sitohang di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, berdasarkan aturan yang ada, dinas peternakan setempat akan segera mengarantina hewan di daerahnya untuk merespon kemungkinan semakin meluasnya wabah flu burung. Selain itu, ia menyebut, pencegahan penularan ke manusia yakni dengan pemusnahan unggas yang telah terjangkit. Ia mengklaim, Kemenkes telah mendata dan menandai daerah berpotensi terjangkit virus H5N1. Namun, ia tidak memerinci di mana saja daerah itu.
Vensya mengatakan data tersebut berasal dari puskesmas-puskesmas. Data itu merupakan hasil kunjungan dan catatan dari puskesmas dan puskeswan di daerah itu. "Ada history kematian ungggas dan catatannya, ada penelitian epidemiologi dan tindak lanjut," ujar dia.
Selama ini, Vensya mengatakan, pihaknya selalu bekerja sama dengan dianas kesehatan, pertanian dan peternakan untuk merespon virus flu burung di suatu daerah. Salah satunya, yakni dengan penelitian epidemiologi untuk memastikan dugaan terjangkitnya flu burung pada unggas di suatu daerah. Apabila positif, pemerintah daerah segera meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Sebelumnya, lebih dari 700 itik yang berada di tiga peternak di Kampung Lebakwangi, Desa Sekarwangi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mati mendadak. Berdasarkan uji laboraturium otoritas setempat, kematian diakibat terjangkit virus flu burung.