REPUBLIKA.CO.ID, KARIMUN, KEPRI -- Bupati Karimun, Kepulauan Riau, Aunur Rafiq akan mencanangkan Gerakan Karimun Bebas Banjir pada 2018, menyusul parahnya banjir yang melanda beberapa kawasan akibat hujan deras sejak Selasa (28/2) sore hingga Rabu dinihari.
"Karimun kita upayakan bebas banjir pada 2018. Caranya dengan merevitalisasi drainase secara menyeluruh di 12 kecamatan, dan memperlebar drainase atau saluran primer menuju laut," kata dia saat meninjau daerah terkena banjir di sekitar kompleks perumahan Kanwil Ditjen BC Khusus Kepri di Meral, Kecamatan Meral, Rabu.
Bupati mengatakan, untuk tahap awal pihaknya akan mengeruk atau memperdalam drainase-drainase pada bagian hulu sehingga air mengalir dengan cepat ke hilir, dan tidak meluap sehingga merendam permukiman penduduk. Dia juga akan menginventarisasi kawasan dan titik-titik rawan banjir.
Kondisi geografis Karimun yang berbukit-bukit dan telah menjadi kawasan perumahan warga, terutama di Pulau Karimun Besar sangat rentan terjadi banjir akibat aliran air dari dataran tinggi ke dataran rendah.
Pencanangan Karimun Bebas Banjir pada 2018, menurut dia, membutuhkan kerja sama dan koordinasi semua pihak, mulai dari instansi terkait sampai dengan seluruh komponen masyarakat. Warga masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengatasi banjir yang kerap terjadi di musim hujan.
Untuk itu dia mengimbau kepada warga agar menggalakkan gotong royong membersihkan sampah-sampah yang menyebabkan drainase menjadi dangkal.
"Kami juga mengimbau para pengembang perumahan agar memperhatikan masalah drainase. Terkait banjir di Teluk Air dan Kampung Baru Kecamatan Tebing, menjadi tanggung jawab developer, dan mereka siap untuk mengatasinya," ujar bupati.