REPUBLIKA.CO.ID,Tidak jelasnya pengurusan Stadion Benteng membuat stadion kebanggaan masyarakat Kota Tangerang itu terbengkalai. Sejumlah sebutan pun disematkan oleh masyarakat sekitar.
Salah satunya disampaikan Buligul (47 tahun). "Ya ini mah udah mirip hutan di tengah kota," ujarnya saat ditemui Republika di Stadion Benteng, Selasa (28/2).
Saat ditemui, Buligul beserta beberapa rekannya sedang asyik melihat seleksi calon pemain Provinsi Banten kelompok U15. Selaku penggemar sepak bola, dia menyayangkan keadaan terkini Stadion Benteng.
Buligul melanjutkan, masalah Stadion Benteng bukan sesederhana pengelolaan oleh pemerintah kota atau kabupaten. Akar masalah yang utama adalah sejarah dan pesepakbolaan di Tangerang Raya.
"Tapi ini stadion mulai dari saya masih kecil ini legend banget ini stadion. Buka apa-apa, dulu masih pager bambu dulu. Itu saya nonton. Dulu ini stadion pageran," kata Buligul. Ia mengatakan, stadion pertama di Tangerang Raya tersebut pernah menjadi saksi timnas bermain.
Kesedihan juga diungkapkan oleh salah satu rekan Baligul, Hilal (47). Ia mengaku sedih melihat kondisi stadion yang penuh dengan semak belukar.
Hilal menambahkan, akan sangat disayangkan jika ke depan Stadion Benteng akan ditinggalkan begitu saja. Kata dia, stadion penuh sejarah tersebut harusnya dipertahankan untuk kelangsungan persepakbolaan Kota Tangerang.
Muhammad Yasin (45), rekan Buligul dan Hilal turut berharap agar pemerintah bisa membenahi dan mengaktifkan kembali Stadion Benteng. Tujuannya agar bisa digunakan kembali dengan baik.
Stadion Benteng merupakan stadion yang statusnya merupakan aset Pemerintah Kabupaten Tangerang. Masih belum diketahui secara pasti penyelesaian pengelolaan stadion yang didirikan 1989 tersebut.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menjelaskan Pemkot Tangerang sudah membicarakan terkait aset-aset Kabupaten Tangerang yang berada di dalam wilayah Kota Tangerang. "Terakhir saya sudah ngomong dengan Bupati Tangerang dan sepakat untuk membahas di provinsi. Ya mudah-mudahanlah nanti provinsi di bawah kepimpinan yang baru begitu juga," ujarnya saat ditemui di Kantor Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (28/2).
Arief menjelaskan, keputusan tidak dapat diambil sepihak oleh Pemkot Tangerang atau Pemkab Tangerang. Sebab, semua wewenang berada di bawah Pemprov Banten.
"Mudah-mudahan provinsi bisa lebih memutuskan. Karena antardaerah ini (Pemkot Tangerang dan Pemkab Tangerang) sebenarnya sudah enggak ada masalah. Tapi kan kita (harus) tetap (mengikuti prosedur). Itu artinya hierarki pemerintahan harus tetap berjalan," kata Arief.