Selasa 28 Feb 2017 13:11 WIB

Jokowi: Jangan Sampai Ada Lagi Gizi Buruk

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pemerintah dan juga ahli di bidang kesehatan untuk bersama-sama mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk juga gizi buruk. Sebagai negara besar, Jokowi pun meminta agar masalah kesehatan gizi buruk yang sering kali menimpa keluarga kurang mampu harus diatasi.

Bahkan, ia menyebut sangat memalukan jika masih saja ditemukan masyarakat yang menderita gizi buruk.

"Jangan sampai ada lagi yang namanya gizi buruk. Memalukan kalau masih ada. Ini yang harus kita selesaikan. Ada 1 orang pun di sebuah daerah, 2 orang, ada 3 anak pun harus secepatnya diselesaikan. Apalagi lebih dari itu," tegas Jokowi saat meresmikan pembukaan rapat kerja kesehatan nasional 2017 dan peluncuran wajib kerja dokter spesialis serta pembangunan 124 puskesmas perbatasan di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (28/2).

Jokowi menjelaskan, tingkat kesehatan masyarakat sangat mendorong kemampuan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia untuk dapat bersaing ataupun berkompetisi dengan negara lainnya. Sebagai negara dengan posisi pendapatan menengah, Jokowi optimistis masalah-masalah kesehatan ini dapat diselesaikan.

"Saya sampaikan ke Menteri Kesehatan, ndak, saya ndak bisa terima hal-hal ini (gizi buruk) ada di negara kita," kata Jokowi.

Presiden menegaskan, saat ini seharusnya tidak ada lagi anak yang hidup miskin serta mengalami kekurangan gizi. Apalagi meninggal akibat masalah kesehatan yang seharusnya dapat dicegah.

"Tidak ada anak yang pantas meninggal dengan penyebab yang sebetulnya kita bisa cegah. Kita ngerti semuanya bagaimana mencegahnya. Semua tahu. Semua dokter semua bidan ngerti semuanya ini," kata dia.

Selain masalah kekurangan gizi, pemerintah juga harus dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti angka kematian ibu yang tinggi, penyakit DBD, dan juga TBC. Jokowi mengatakan, masalah ini harus segera diselesaikan agar mendorong perekonomian Indonesia masuk posisi lima besar di dunia pada 2045 nanti.

"Inilah persoalan dan beban yang harus kita selesaikan secepatnya apabila kita ingin 2045 kita masuk ke-5 besar, negara dengan PDB terbesar," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement