Kamis 16 Feb 2017 14:20 WIB

Pedagang di Pasar Tasikmalaya Belum Jual Cabai Impor

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nur Aini
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah pedagang di pasar tradisional Kota Tasikmalaya mengaku belum mengambil cabai impor di wilayahnya. Para pedagang memastikan cabai berasal dari wilayah sendiri.

Salah satu pedagang di pasar Pancasila, Erlina mengatakan tak tahu menahu soal isu cabai impor. Menurutnya, selama ini cabai yang dijual hanya berasal dari para petani di kawasan Kabupaten Tasik. Adapun wilayah-wilayah produsen cabai di Kabupaten Tasik seperti Cisayong, Singaparna, Sukamantri, dan Taraju.

"Saya mah ambil cabai dari Tasik saja nggak ambil dari wilayah luar," katanya pada Republika.co.id, Kamis (16/2).

Pedagang di pasar Cikarubuk, Yati juga mengatakan hal serupa. Ia mengaku semua cabai yang dijualnya berasal dari Tasik. Kalau pun harus mengambil dari wilayah luar, ia hanya mengambil dari petani cabai di Ciamis.

"Paling kalau mau ambil dari luar ya dari Ciamis saja sih, sisanya tetap ambil dari Tasik," ucapnya.

Harga cabai rawit merah masih cukup tinggi. Harga cabai rawit mencapai Rp 130 ribu rupiah per kilogram. Cabai rawit hijau yang menjadi alternatif konsumen harganya Rp 70 ribu per kilogram. Para pedagang,  termasuk Yati berharap harga cabai rawit merah bisa ditekan. 

Baca juga: Sebagian Konsumen Mulai Beralih ke Cabai Impor

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement