REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil mengatakan hasil hitung cepat (quick count) Pilkada DKI Jakarta, tidak berbeda jauh dengan hasil survei terakhir yang dirilis oleh lembaganya.
Dalam survei terakhir, Indikator Politik Indonesia telah memprediksi Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran, dengan pasangan calon Ahok-Djarot dan Anies-Sandi yang melaju.
Survei menempatkan pasangan Ahok-Djarot unggul dari dua pasangan lainnya dengan memperoleh persentase suara 43,01 persen, disusul Anis-Sandi 39,66 persen. Sementara pasangan nomor Agus Harimurti Yudhoyono-Silvyana Murni hanya memperoleh 17, 33 persen.
"Kalau kita melihat hasil survei kita terakhir Februari, hasil hari ini konsisten dengan temuan survey kita, dimana menempatkan Ahok Djarot 39 persen, lalu Anis sandi dengan 35 persen, dan agus-silvy 19 persen, dengan swing voter 6 persen," katanya.
Adapun metode dari hitung cepat menggunakan metode stratified cluster sampling dengan sample 400 TPS di DKI. Menurutnya, jumlah TPS di kelompokan di setiap strata, selanjutnya dipilih di setiap kecamatan
"Kita pilih proporsional di setiap wilayah. Karena jumlah populasi sudah tersarang di jumlah TPS. Setelah strata proporsinya sudah dapat, sampel dipilih acak, biasanya sistematik supaya mudah dan seluruh suara sah di TPS jadi sampel," kata Adam.
Ia menambahkan, hasil hitung cepat tersebut memiliki margin of error sebesar 1,59 persen. Dimana masing-masing paslon memiliki margin eror berbeda, diantaranya Ahok-Djarot 1,59 persen, Anis-Sandi 1,14 persen dan Agus-Silvi 0,74 persen.