Rabu 15 Feb 2017 18:47 WIB

LSI: Serangan Antasari Berpengaruh pada Elektabilitas Agus-Sylvi

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Cagub No 1 Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) bersama istri Anissa Pohan menunjukkan jari usai melakukan pencoblosan Pemilihan Kepala daerah DKI Jakarta di TPS 06 Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15\2).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Cagub No 1 Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) bersama istri Anissa Pohan menunjukkan jari usai melakukan pencoblosan Pemilihan Kepala daerah DKI Jakarta di TPS 06 Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15\2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perolehan suara pasangan Agus Yudhoyono -Sylviana Murni jeblok dalam hasil hitung cepat LSI Denny JA. AHY berada di posisi paling buncit diantara dua kandidat lainnya, dengan hanya memperoleh 16, 88 persen.

Padahal, dalam survei terakhir Jumat (10/2), Agus diprediksi memperoleh suara 24, 6 hingga 39, 4 persen. ''Mengapa bisa terjadi, kami melakukan sedikit Analisa, salah satunya upaya Antasari menuduh (Susilo Bambang Yudhoyono) SBY sebagai inisiator kriminalisasi dirinya,'' kata peneliti LSI Ade Mulyana, di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Rabu (15/2).

Menurut Ade, pemberitaan mengenai tuduhan Antasari yang mengatakan SBY terlibat kriminalisasi terdahapnya meluas H-1 sebelum pencoblosan. Saat itu, SBY langsung melakukan konferensi pers, dan mengatakan tuduhan tersebut bisa mempengaruhi elektoral AHY.

Tudingan Antasari itu, lanjut Ade, berpengaruh positif terhadap pasangan Ahok -Djarot dan Anies -Sandi. Akibatnya, suara Ahok yang sempat turun berhasil rebound di detik-detik terakhir.

''Karena kalau kita lihat pasangan Ahok mendapat berkah dari turunnya suara AHY dan Sylvi. Efek pemberitaan Antasari bukan negatif ke Agus, tapi memberikan positif ke dua pasangan lain,'' jelasnya.

Alasan kedua selain faktor Antasari adalah masalah ekonomi. Ade menyebutkan, pemilih yang Golput berasal dari pendukung AHY, yang berasal dari masyarakat menengah ke bawah.

''Mayoritas bekerja sebagai buruh harian, lebih mengutamakan bekerja dibanding datang ke TPS. Masalah administrasi tidak lengkap, sulit diurusnya. Masalah kesadaran politik yang rendah karena mengutamakan kebutuhan dasar,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement