REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari 1.000 warga rusun Rawa Bebek di TPS 140, hanya 412 yang mendapatkan hak pilih. Akibatnya, warga pun kecewa tidak bisa memilih.
''Tidak dapat undangannya, banyak yang enggak dapat, dari 1.000 warga, 400 yang terdaftar,'' kata Andri, salah seorang warga Rusun Rawa Bebek, Jakarta, Rabu (15/2).
Padahal, kata Andri, sudah ada petugas yang mendata seluruh warga di rusun tempat korban penggusuran Bukit Duri tersebut. Namun, kartu pemilih yang diberikan pada Selasa (14/2) malam itu, tidak mencantumkan seluruh warga yang ada di rusun tersebut.
Meski sudah protes, namun tidak ada solusi dari petugas pemilihan. Adapun kuota 2,5 persen, tidak signifikan karena hanya menampung 20 suara dari hampir 600 warga yang kehilangan hak pilih. Bahkan, setelah mengecek di tempat awal mereka Bukti Duri, namun tidak membuahkan hasil.
''Bingung mau ditempatkan kemana lagi. Takutnya disalahgunakan. Semua rumah sudah didata, alasannya tidak terbaca tapi kurang jelas,'' ujarnya.
Namun, yang dikhawatirkan warga adalah suara yang hilang itu digunakan oleh pihak yang bertanggung jawab.
Baca juga, Agus-Sylvi Latih Saksi Kawal Pencoblosa pada 15 Februari.