Ahad 12 Feb 2017 16:08 WIB

Jelang Pilkada Serentak, Peggy: Gerakan Muslimah Konsolidasi Kekuatan

 Peggy Melati Sukma
Foto: Republika/Musiron
Peggy Melati Sukma

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemilihan kepala daerah (pilkada) akan berlangsung seretak pada 15 Februari mendatang. Terkait itu, sekelompok tokoh Muslimah berkonsolidasi dalam Gerakan Muslimah Memilih Pemimpin (GMMP).

GMMP telah dirumuskan sejak awal 2017. Menurut salah seorang inisiator, Peggy Melati Sukma, gerakan ini independen dari pasangan kandidat mana pun. Namun, GMMP tegas mendukung calon pemimpin yang beragama Islam.

Pada hari Pilkada, lanjut Peggy, para relawan GMMP akan aktif di setiap tempat pemungutan suara (TPS) untuk ikut mengawasi jalannya proses demokrasi. Hal itu untuk mencegah terjadinya potensi kecurangan.

“GMMP bertujuan ingin turut berkontribusi mengawal proses politik yang bersih, jujur, dan adil, sesuai dengan nilai-nilai Islam,” kata Peggy Melati Sukma dalam jumpa pers di Depok, Jawa Barat, Ahad (12/2). Acara tersebut sekaligus meresmikan dimulainya masa tugas para koordinator GMMP.

Peggy meneruskan, jumlah keseluruhan relawan GMMP sejauh ini mencapai 15 ribu orang. Mereka tersebar di seluruh daerah Indonesia yang menyelenggarakan Pilkada 2017.

Pada Rabu (15/2) nanti, pucuk pimpinan GMMP akan berkoordinasi dengan para relawan di seluruh daerah penyelenggara pilkada. Itu agar mereka aktif mengawasi TPS masing-masing.

Khusus Pilkada DKI Jakarta, Peggy mengungkapkan, GMMP telah menyiapkan sejumlah relawan di seluruh TPS yang berjumlah sekitar 12 ribu titik. GMMP bekerja sama dengan Group Riset Potensial yang telah terdaftar di KPUD DKI Jakarta.

Profil relawan pada umumnya merupakan Muslimah berusia 21 tahun ke atas dari beragam profesi. Meski tak berbayar, tegas Peggy, gerakan ini solid untuk memantau jalannya pilkada 2017 yang berkeadilan.

Dia mengakui, saat ini, konsentrasi relawan GMMP masih berpusat di Jakarta. Hal ini cukup lumrah lantaran cikal bakal gerakan tersebut berawal dari dinamika perpolitikan lokal Ibukota.

“GMMP diinisiasi oleh eksponen-eksponen ‘lulusan’ Aksi Super Damai 212. Mereka ada empat orang Muslimah, yakni Bunda Neno Warisman, Uni Fahira Idris, saya sendiri, dan Syifa Fauzia (putri almarhumah Tuty Alawiyah),” ujar Peggy.

Setelah usai pilkada 2017, lanjut dia, GMMP masih terus bergerak untuk melakukan pendidikan politik ke tengah umat. Peggy menilai, saat ini kaum Muslimah kurang mendapatkan pemahaman yang kritis dan terlibat aktif dalam mewujudkan demokrasi yang Islami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement