REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Rikwanto memastikan kepolisian akan lebih mengedepankan pendekatan lunak atau soft approach dalam hal pengamanan pilkada serentak di 101 daerah. Hal ini, kata dia, menepis kekhawatiran sebagian pihak terkait tindakan represif pihak keamanan.
"Pendekatan kepolisian bukan show force (pertunjukan kekuatan), namun pendekatan masyarakat dimana polisi dan masyarakat ini bersentuhan, face to face atau dialog langsung," ujar Rikwanto dalam acara diskusi bertajuk 'Bersatu dalam Pilkada' di Warung Daun, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/2).
Menurutnya, dengan ini diharapkan saling dukung antara polisi dan masyarakat guna menciptakan pilkada yang kondusif. Meski demikian, polisi tetap menyiapkan pasukan guna memastikan keamanan jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun, pasukan tetap dengan kekuatan yang lebih lunak.
"Artinya kami siap mengamankan pilkada ini dengan show force ini atau bantu masyarakat yang menyalurkan hak pilihnya, lalu kontestan yang ikut pilkada, tentu dengan penegakan khusus soft power polisi," katanya.
Persiapan pengamanan pilkada di 101 daerah telah disiagakan di masing-masing Polda. Berkaitan dengan itu, hari ini masing-masing Polda juga melaksanakan apel kesiapan dan kesiagaan pilkada serentak. Menurutnya, pengamanan dintensifkan terutama di daerah yang menurut Polri sebagai wilayah yang rawan.
"Dari awal Polri sudah memetakan daerah yang dianggap rawan. Saya sebut wilayah Polda ya, yakni 21 Polda rawan tingkat satu dan sembilan Polda rawan tingkat dua. Kita tidak boleh meremehkan, tapi kita monitor terus mana yang menurun tingkat rawannya dan mana yang meningkat rawannya, seperti DKI rawan," ujar Rikwanto.