Jumat 10 Feb 2017 16:23 WIB

Ini Penyebab Turunnya Elektabilitas Agus, Ahok dan Anies

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Tiga pasangan cagub DKI, Agus Harimurti-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anis Baswedan-Sandiaga Uno saat mengikuti debat cagub-cawagub DKI Jakarta ke-2 di Jakarta, Jumat (27/1) malam.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tiga pasangan cagub DKI, Agus Harimurti-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anis Baswedan-Sandiaga Uno saat mengikuti debat cagub-cawagub DKI Jakarta ke-2 di Jakarta, Jumat (27/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA mengungkapkan penurunan elektabilitas  yang dialami ketiga paslon yang berkontestasi pada Pilgub DKI 2017 lima hari jelang pencoblosan. Pasangan Agus-Sylvi mengalami penurunan sebesar 0,2 persen dibanding awal Februari, yakni dari 31,1 persen menjadi 30,9 persen.

Begitupun pasangan Ahok-Djatot yang mengalami penurunan sebesar 0,1 persen, yakni dari 30,8 persen menjadi 30,7 persen. Penurunan paling signifikan terjadi pada elektabilitas pasangan Anies-Sandi yang besarannya mencapai 2,3 persen, yakni dari 32,2 persen menjadi 29,9 persen.

"Dukungan terhadap tiga pasangan calon mengalami penurunan di lima hari jelang pencoblosan," ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (10/2).

Andrian kemudian menjabarkan beberapa alasan yang membuat elektabilitas ketiga pasangan calon tersebut mengalami penurunan di hari-hari jelang pencoblosan. Pasangan Agus-Sylvi misalnya, mengalami penurunan yang disebabkan karena dua isu utama.

Pertama, penurunan Agus-Sylvi disebabkan karena isu kasus hukum Sylvi dalam dugaan korupsi pembangunan masjid dan dana hibah pramuka, meskipun baru diperiksa sebagai saksi. Kedua, karena maraknya bully di sosial media terhadap pasangan tersebut terkait kapabilitasnya memimpin DKI.

"Banyak sekali bully terhadap pasangan ini dari mereka yang meragukan kapabilitasnya dan pengalamannya untuk memimpin Jakarta," katanya.

Sementara itu, pasangan Ahok-Djarot mengalami penurunan karena sikap kasarnya terhadap KH Maruf Amin yang membuat banyak ulama bereaksi keras. Penyebab lainnya adalah viralnya wawancara Ahok dengan Al Jazeera TV, dimana Ahok menyatakan tidak menyesal dan akan kembali mengutip Sural Al Maidah ayat 51.

Sedangkan untuk pasangan Anies-Sandi, penurunan terjadi karena adanya anggapan pasangan tersebut mendapat dukungan dari Syiah. Penyebab lainnya karena Anies dianggap pemilih moderat yang dianggap menjauhi sifat aslinya.

"Belakangan ini Anies lebih dekat dengan tokoh yang beda dengan sebelumnya. Sekarang lebih islamis," terang Adrian.

Anies-Sandi Naik Tajam

Namun, jika dibandingan hasil survei LSI Denny JA yang dirilis pada 17 Januari, elektabilitas Anies-Sandi sebenarnya mengalami lonjakan yang sangat tajam. Survei LSI Denny JA saat itu menempatkan Anies-Sandi di posisi buncit dengan 21,4 persen suara. Bahkan, pasangan nomor urut 3 ini diprediksikan akan tersingkir di putaran pertama.

"Jika Pilkada DKI dilakukan hari ini, Anies-Sandi akan terlempar di putaran pertama," ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/1). Baca berita selengkapnya di sini.

Kini, lima hari jelang pencoblosan, survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Anies-Sandi sebesar 29,9 persen. Atau, ada kenaikan 8,5 persen dibandingkan hasil survei yang dirilis pada 17 Januari.

Sementara dua paslon lainnya, Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot, alami penurunan elektabilitas jika dibandingkan hasil survei yang dirilis pada 17 Januari.

Hasil survei LSI Denny JA saat itu menunjukkan elektabilitas Agus-Sylvi masih memimpin dengan perolehan dukungan sebesar 36,7 persen suara pemilih. Disusul pasangan Ahok-Djarot dengan 32,6 persen suara. Jika dibandingkan dengan data yang dirilis LSI Denny JA pada Jumat ini, maka elektabilitas Agus-Sylvi turun 6 persen dan Ahok-Djarot melorot 1,9 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement