Jumat 10 Feb 2017 09:03 WIB

12 Persen Elite Cerdas DKI akan Tentukan Gubernur Terpilih

Debat Cagub-Cawagub Pilkada DKI 2017 (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Debat Cagub-Cawagub Pilkada DKI 2017 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang hari pencoblosan Pilkada langsung DKI Jakarta, Mantan Panglima TNI Djoko Santoso meyakini 12 persen pemilih yang dalam survei-survei berbagai lembaga belum menentukan pilihan adalah kelompok masyarakat yang cerdas. Mereka adalah kalangan elite dan akan menentukan gubernur yang terpilih nanti.

"Saya yakin, 12 persen mereka yang sampai sekarang belum menentukan pilihan adalah kelompok cerdas, kalangan elite, mereka akan memilih yang resikonya paling rendah, Dengan catatan tidak ada kecurangan", kata Djoko Santoso dalam acara Syukuran dan doa bersama diselenggarakan oleh “Paguyuban Jakarte Kite”, Kamis malam (9/2) di Gedung Cawang Kencana, Jakarta.

Acara dihadiri berbagai tokoh seperti mantan Wagub DKI Prijanto, mantan Ketua KPK Taufiequrachman Ruki, Tokoh NU Lily Wahid, Budayawan Jaya Suprana, serta aktivis Rumah Amanat Rakyat sepeti Achmanu Arifin, B. Wiwoho, Amirullah Amin, Bambang Sumarno, Heppy Trenggono, Samuel Lengkey, Wawat Kurniawan, dan Khoe Seng Seng.

Djoko meyakini, dalam budaya kita masyarakat masih memilih win win solution jika menghadapi situasi konflik yang membesar. "Tidak ada yang dikalahkan dan tidak ada yang menang sepenuhnya, win win solution", ujarnya.

Dengan asumsi tersebut, Djoko Santoso yakin elit cerdas akan memilih pemimpin yang pancasilais dan akan membawa arah bangsa yang lebih baik.

Ia menambahkan dalam situasi sekarang ini hendaknya masyarakat mengedepankan kompromi terutama menghadapi ancaman konflik dan perpecahan dan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.

Djoko mengingatkan, ramalan tentang perang besar dan perpecahan Indonesia sudah sering kita dengar. Ancaman tersebut, katanya,  menjadi pekerjaaan rumah semua pihak.

"Oleh karena itu memilih pemimpin yang jujur, bersih, tegas, cerdas dan beradab merupakan langkah yang sangat penting untuk menyelamatkan persatuan dan kesatuan bangsa di masa yang akan datang,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement