REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Tanaman padi di lahan seluas 707 hektare di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tergenang banjir menyusul curah hujan tinggi. Dampaknya, sejumlah petani setempat terancam gagal panen pada musim tanam (MT) pertama.
"Luas lahan tanaman padi yang tergenang banjir tersebut, merupakan hasil pendataan hari ini (7/2)," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Harsito di Kudus, Selasa (7/2).
Ratusan hektare tanaman padi yang tergenang banjir tersebut, katanya, tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Mejobo, Jati, Kaliwungu, Jekulo, dan Undaan. Untuk Kecamatan Mejobo terdapat 50 hektare lahan tanaman padi yang tersebar di tiga desa, yakni Desa Kirig, Kesambi dan Jojo.
Sementara di Kecamatan Jati terdapat 92 hektare lahan tanaman padi yang tergenang, tersebar di Desa Jetis Kapusan, Pasuruhan Kidul, dan Pasuruan Lor, sedangkan Kecamatan Jekulo tercatat ada 177 hektare. Genangan banjir serupa juga melanda Kecamatan Kaliwungu karena terdapat 61 hektare tanaman padi yang tergenang, sedangkan Kecamatan Undaan merupakan yang terbanyak karena mencapai 327 hektare.
Dari ratusan hektare tanaman padi yang tergenang di Kecamatan Undaan itu, tersebar di Desa Ngemplak, Wates, Undaan Kidul, Undaan Tengah, Undaan Lor, Sambung, Medini, Wonosoco, Berugenjang, Lambangan dan Kalirejo. Ia mengatakan, usia tanaman padi yang terendam tersebut, beravariasi karena ada pula yang siap panen.
Terkait dengan ancaman puso, kata dia, sepanjang genangan tidak segera surut, maka tanaman padi petani terancam puso karena tanaman tersebut hanya bisa bertahan dalam jangka sepekan.
Pada akhir Januari 2017, lanjut Harsito, tercatat ada 374 hektare tanaman padi yang terendam banjir yang tersebar di beberapa kecamatan di Kudus. "Apabila banyak petani yang gagal panen, akan diusulkan mendapatkan bantuan benih," ujarnya.
Bagi petani yang mengikuti asuransi tani melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), menurut dia, tidak perlu khawatir, karena akan mendapatkan klaim asuransi. Ia mengatakan, sudah ada petani yang merasakan manfaat dari asuransi tani tersebut, setelah lahan tanaman padinya puso akibat tergenang banjir.
Suradi, salah seorang petani asal Jati mengakui, tanaman padinya terencam banjir lebih dari sepekan, sehingga tidak bisa dipanen. Sebetulnya, lanjut dia, usia tanaman padi miliknya sudah mendekati usia panen, namun belum sempat memasuki usia panen sudah terendam banjir.