REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu menegaskan aksi demontrasi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di kediaman mantan presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan pihaknya menghormati seluruh presiden yang tengah menjabat maupun yang sudah. Maka dengan demikian, tidak mungkin PDIP memprakarsai aksi unjuk rasa mahsiswa pada Senin (6/2) kemarin.
“Hasil demokrasi di sampaikan melalui macem. Sarana aspirasi melalui Twitter aksi mahasiswa kemarin. Aksi mahasiswa kemarin hal yg biasa" saja, jangan di takuti,” jelas anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Selasa (7/2).
Selain itu, Masinton juga meminta yang bersangkutan tidak paranoid. Sebab mahasiswa bukan pihak yang membahayakan. Apalagi sampai mengancam jiwanya, kemudian mahasiswa juga bukanlah sekumpulan teroris. Dia mencontohkan demo juga pernah dilakukan kepada mantan Presiden Republik Indonesia kedua Soeharto, tapi tidak pernah terancam.
“Masa orang demokrasi jiwanya terancam, Presiden jadinya dagelan masa ada demokrasi mahasiswa yg secuil masa jiwanya terancam,” tambahnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Partai Demokrat, mengatakan aksi demontrasi tersebut bukan unjuk rasa biasa. Benny menuding aksi tersebut didalangi oleh pihak yang tidak senang dengan kiprah SBY, serta memiliki kekuasaan.
“Saya menduga aksi demo itu dilakukan oleh pihak kekuasaan yang selama ini tidak senang dengan SBY sebagai ketua umum partai demokrat,” ucapnya.