REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ali Munhanif, mengatakan bahwa sikap Ahok yang bersikap kasar terhadap Ketua MUI KH Ma'rauf Amin di persidangan lanjutan kasus penistaan agama berpotensi menggerus suara yang akan diperolehnya di Pilgub DKI Jakarta. Itu karena sikapnya tersebut benar-benar tidak menghormat budaya masyarakat Indonesia yang biasanya menghormati ulama.
"Perlakuan Ahok di pengadilan kemarin saya kira electoral damage-nya (kerusakan suara pemilih) sangat tinggi sekali," kata Ali saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (4/2).
Ali melanjutkan, memang belum ada survei yang menyatakan Ahok mengalami penurunan elektabilitas setelah perlakuan kasarnya di sidang tersebut. Namun, Ali meyakini, tim sukses Ahok sudah menyadari adanya penggerusan suara yang akan diperoleh Ahok di Pilgub DKI Jakarta dan berpotensi menurunkan elektabilitasnya.
"Belum ada survei pascaperistiwa itu, tapi secara internal mereka menyadari bahwa telah terjadi penggerusan suara bagi Ahok. Cuma pindahnya ke mana apakah ke Anies atau ke Agus kurang jelas. Tapi saya kira secara internal timses sudah menyadari penurunan elektoral pasa kejadian itu," kata Ali.
Ali mengungkapkan, tim pemenangan dan para pendukung Ahok harus bisa mengatasi permasalahan tersebut, jika ingin dia terus melenggang dalam kontestasi Pilgub DKI. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan kedekatannya dengan tokoh NU, seperti Nusron Wahid.
"Tingkat kerusakan elektoral yang menimpa Ahok inilah yang saya kira harus diupayakan oleh para pendukung Ahok. Kedekatan dia dengan tokoh-tokoh NU seperti Nusron Wahid dan sebagainya harus mencoba mengatasi ini. Kalau tidak berhasil, maka efeknya akan panjang dan itu secara elektoral akan buruk," kata Ali.