REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Puluhan rumah di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, rusak akibat bencana tanah longsor dan angin kencang yang terjadi selama Januari hingga Februari 2017.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Suhardiyana di Kulon Progo, Jumat (3/2), mengatakan selama Januari dan Februari 2017 terjadi 95 titik bencana yang menyebabkan 57 rumah rusak.
"Berdasarkan data yang masuk ke BPBD, selama Januari 2017 terjadi 77 titik bencana, sedangkan pada Februari 2017 sebanyak 18 titik," kata Suhardiyana.
Ia mengatakan bencana tersebut terjadi di empat kecamatan yakni Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dan Pengasih. Menurut dia, tingkat kerusakan 57 rumah warga tersebut, kategori ringan sampai sedang dan tidak ada yang rusak berat. Nilai kerugian akibat musibah tersebut ditafsir sekitar Rp 160 juta.
Mayoritas kerusakannya ringan sehingga bisa dilakukan perbaikan secara mandiri oleh warga. "Adapun BPBD membantu logistik untuk penanganan dan sebagian material seperti terpal, seng, serta asbes untuk perbaikan," katanya.
Suhardiyana mengatakan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas curah hujan pada Februari diperkirakan masih tinggi seperti Januari. "Dua hari terakhir, banyak juga kejadian bencana, ada sekitar 18 kejadian, baik tanah longsor dan pohon tumbang yang menyebabkan rumah dan infrastruktur jalan tertutup material longsor," katanya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulon Progo Hepi Eko Nugroho mengatakan sebagai langkah pencegahan pihaknya juga memantau kondisi early warning system (EWS) yang telah terpasang. Sampai saat ini sudah ada 71 EWS tanah longsor yang terpasang di wilayah-wilayah yang rawan longsor. "Kami sudah memasang EWS di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, dan Pengasih," imbuhnya.