Jumat 03 Feb 2017 02:16 WIB

Ahli Geologi Segera Kaji Longsor Jalur Trenggalek

Warga berusaha melintasi material longsor yang jatuh di ruas jalan nasional Trenggalek-Ponorogo Kilometer 16, Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (25/1).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Warga berusaha melintasi material longsor yang jatuh di ruas jalan nasional Trenggalek-Ponorogo Kilometer 16, Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sejumlah ahli geologi segera mengkaji peristiwa longsor yang terjadi di jalur nasional Trenggalek-Ponorogo, Jatim untuk menemukan solusi mengatasi bencana yang sempat memutus akses jalur tersebut beberapa pekan terakhir.

"Dalam waktu dekat sejumlah ahli geologi akan melihat jalur itu, mungkin dalam pertengahan bulan ini, sebab ini membutuhkan penanganan segera," kata Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak saat berada di Surabaya, Kamis.

Emil yang ditemui saat pelantikan pengurus baru Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengatakan, kajian ahli geologi bertujuan untuk melakukan pendekatan secara teknis terkait longsor di wilayah setempat.

Selain itu, kata dia, Pemkab Trenggalek juga akan melakukan pendekatan sosial dengan mengubah lahan sawah dari lahan sawah basah menjadi lahan sawah kering, karena ada sebagian lokasi yang kemiringannya sangat luar biasa, yang harus segera diganti.

"Langkah yang kami lakukan saat ini yakni bergotong-toyong membersihkan saluran air. Ini merupakan langkah untuk mengurangi risiko yang signifikan, sebab selama ini ruas yang rentan longsor adalah akibat dari air yang meresap ke retakan-retakan tanah dan terus mendorong terjadinya erosi yang menyebabkan longsor besar," tuturnya.

Sementara Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sukmandaru Prihatmoko mengatakan, langkah teknis penanganan longsor di Trenggalek akan dilakukan dengan kerja sama Persatuan Insiyur Indonesia (PII).

"Kajian yang kami lakukan nantinya menjadi rekomendasi penanganan yang tepat pada ruas jalan nasional itu, sebab setiap kondisi tanah membutuhkan penangan yang berbeda dari satu titik ke titik lainnya," ucapnya.

Sukmandaru mengatakan, ahli geologi yang ke lapangan nantinya akan melakukan penelitian mendalam terkait tanah longsor yang terjadi di Kilometer 16, dan meneliti pergerakan tanah yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, dan beberapa wilayah di Kecamatan Tugu dan Trenggalek.

"Rekomendasi akan kami keluarkan, dan menjadi acuan bagi pemerintah daerah untuk melakukan langkah penanganan jangka menengah maupun jangka panjang, agar kejadian tanah longsor dapat diminimalisir. Sekaligus membuat terobosan agar kerentanan terjadinya longsor secepatnya diminimalisasi sejak dini," imbuhnya.

Sebelumnya, longsor besar terjadi pada Kamis (26/1) di dua titik, yakni di kilometer 16 dan 17 Desa Nglinggis, Kabupaten Trenggalek yang menyebabkan akses lalu lintas jalur nasional Trenggalek-Ponorogo-Pacitan terputus total.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement