Kamis 02 Feb 2017 14:29 WIB

Penambang Pasir Serayu Diperingatkan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
 Penambang pasir.    (ilustrasi)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Penambang pasir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWS SO) Yogyakarta, memberikan peringatan pada 11 penambang pasir (galian C) yang melakukan penambangan di sekitar Jembatan Soekarno Desa Rawalo Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas. Para penambang juga diminta menghentikan aktivitas penambangan, karena aktivitas tersebut dinilai dapat membahayakan keberadaan jembatan yang merupakan jembatan di jalur utama lintas selatan.

"Peringatan yang diberikan merupakan peringatan pertama. Bila kemudian masih melakukan aktivitas penambangan, akan diberikan peringatan kedua. Bila tetap membandel, maka akan diambil tindakan tegas dengan membawa ke ranah hukum," jelas anggota Dewan Sumber Daya Air Jawa Tengah, Eddy Wahono, Rabu (1/2).

 Dia juga menyebutkan, antar para penambang dengan pihak BBWS SO, sehari sebelumnya sudah mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan yang juga dihadiri perwakilan dari kantor Kecamatan Rawalo dan dirinya selaku anggota Dewan Sumber Daya Air Jawa Tengah, sudah dilakukan pembinaan pada para penambang.

"Setelah diberikan pembinaan, para penambang pada prinsipnya bisa memahami penjelasan yang disampaikan pihak PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil-red) dari BBWS SO, pak Bambang Sumadyo. Mereka juga berjanji tidak akan lagi melakukan penambangan di sekitar jembatan Soekarno," katanya.

Eddy Wahono menyebutkan, pada bulan Juli 2011 silam, aktivitas penambangan yang marak di lokasi jembatan telah menyebabkan bagian tiang pondasi jembatan mengalami pengikisan. Hal ini menyebabkan dua unit tiang pondasi menjadi menggantung.

Kondisi ini kemudian diatasi dengan memperkuat kembali kondisi groundsill tiang pondasi jembatan. "Saat itu, ada puluhan penambang yang akhirnya bersedia dipindahkan untuk tidak lagi menambang di sekitar jembatan. Namun setelah sekian lama berlaku, area penambangan ternyata bergeser lagi mendekati jembatan," katanya.

Eddy juga mengingatkan, pasir yang berada di sepanjang aliran Sungai Serayu bukan dihasilkan dari suplai sedimen gunung berapi. Namun pasir yang berasal dari guguran DAS atau kondisi dasar sungai yang memang berpasir. "Untuk itu, pihak BBWS seharusnya memang bisa melakukan studi morfologi sungai, agar bisa diperoleh secara pasti wilayah mana saja yang bisa ditambang," katanya.

Sekretaris Kecamatan Rawalo, Wahyono, dalam pertemuan itu meminta agar para penambang bersedia menaati aturan karena bila tetap membandel maka akan diserahkan pada aparat penegak hukum untuk menindak."Kami dari pemerintah daerah berharap hal ini bisa dipatuhi, karena kalau dibiarkan akan membahayakan kondisi jembatan Soekarno. Padahal fungsi jembatan itu sangat penting karena merupakan akses penghubung di jalur selatan Jawa Tengah," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement