Rabu 01 Feb 2017 19:15 WIB

Ancam Kiai Ma'ruf, Ahok Dinilai Ngajak Perang Para Santri

KH. Maruf Amin
Foto: Republika/Agung Supriyanto
KH. Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapat kecaman keras dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) atas pernyataannya yang dianggap melecehkan Rais Am PBNU KH Ma’ruf Amin. Ahok menyebut Kiai Ma'ruf sebagai saksi yang tidak netral dalam persidangan kasus penistaan Surah al-Maidah ayat 51.

"Ucapan Ahok dan tim pengacaranya sangat tidak sopan dan melecehkan Kiai Ma'ruf Amin yang merupakan panutan kami warga Nahdhiyin. Bagaimana bisa ia melemparkan tuduhan keji," ujar Heru Widodo, Ketua Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) dalam keterangannya, Rabu (1/2).

Karena itu, Gemasaba menuntut Ahok segera minta maaf kepada Kiai Ma'ruf dan seluruh warga Nahdhiyin. Kiai Ma'ruf Amin merupakan sosok ulama yang sangat dihormati warga NU.

"Kami menuntut agar Ahok beserta tim pengacaranya harus segera minta maaf atas tindakannya yang tidak patut dan sangat melecehkan Kiai Ma'ruf, kalau mereka tidak segera minta maaf, kami akan menyatakan sikap perang dan melawan Ahok," tegas Heru.

Menurut dia, hubungan santri dan kiai sangat dekat dan ini yang tidak mungkin dipahami oleh Ahok. "Kami para santri punya prinsip Mati Urip Nderek Kiai (hidup atau mati ikut kiai). Jadi siapapun yang menyakiti kiai sama dengan menyakiti kami sebagai santri dan itu artinya ngajak perang," kata dia menegaskan.

Menurut dia, tuduhan-tuduhan yang dilontarkan pengacara Ahok saat persidangan sangat tidak berdasar, antara lain menyebutkan bahwa Kiai Ma'ruf telah memberikan kesaksian palsu. “Wajar saja kalau seluruh warga nahdhiyin tersakiti hatinya, kalau orang yang sangat dihormatinya disakiti di hadapan publik. Melecehkan kiai sama saja melecehkan santri," ujar Heru.

Selain Gemasaba, Laskar Santri Nusantara (LSN) dan Laskar Aswaja pun ikut geram. Tudingan Ahok yang menyebut Ma’ruf Amin sebagai saksi palsu membuah geram Nahdliyin. Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, Ahok seperti membangunkan macan yang selama ini menopang keutuhan NKRI.

“Selama ini kami selalu mengedepankan moralitas, tapi dibalas dengan ancaman dan tudingan kepada Kiai Ma’ruf Amin sebagai salah satu tokoh dan kiai panutan. Kami siap melawannya kapan pun dimana pun,” ujar Ketua Laskar Santri Nusantara Didik Setiawan.

Laskar Santri, lanjut Didik, menganggap kelakuan Ahok dan timnya sudah melampaui batas-batas kewajaran dalam kehidupan Pancasila.  “Jika benar Ahok dan tim pengacara Ahok mempolisikan Kiai Ma'ruf Amin, kami dari Laskar Santri Nusantara siap berjihad membela ulama dan kiai kami dan mengerahkan seluruh anggota LSN untuk menggunakan cara-cara arogan dan keras kepada kekuasaan Ahok yang bersikap keras kepala serta arogan,” tegasnya.

Sebagai pasukan pembela ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah Nahdlatul Ulama dan pengawal toleransi, Laskar Aswaja merasa terpanggil untuk membela kiai dan melawan pihak-pihak yang menyulut perpecahan.

 

"Kalau kiai diremehkan, disebut pemberi kesaksian palsu, bahkan diintimidasi, maka sama artinya mengajak kami perang. Kiai adalah panutan kami. Kalau diperlakukan seperti itu, artinya menantang kami Laskar Aswaja," ujar Ketua Umum DDP Laskar Aswaja, Adhi Permana.

Karena itu, siapa pun yang mencoba menyulut perpecahan dan menjelek-jelekkan ulama, maka jangan harap akan didiamkan saja. Mereka akan berhadapan dengan Laskar Aswaja.  "Kami mengedepankan moral dalam sikap, perbuatan, dan ucapan. Kalau ada orang yang tidak bisa menjaga sikap, menjaga ucapan, dan moral, tentu akan kami lawan. Jangan mentang-mentang merasa kuat terus meremehkan ulama," ujar Adhi, menyikapi pernyataan tim Ahok yang menyebut Kiai Ma'ruf Amin sebagai pemberi kesaksian palsu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement