Rabu 01 Feb 2017 12:32 WIB

Karding: Kami, Santri dan Warga NU Siap Berdiri di Belakang KH Ma'ruf Amin

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin (tengah) berjalan sebelum mengikuti sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (31/1).
Foto: Antara/Reno Esnir
Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin (tengah) berjalan sebelum mengikuti sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding, menyatakan santri dan warga NU akan berdiri di belakang KH Ma'ruf Amin menentang serangan Basuki Tjahaja Purnama. Terlebih, jika terdakwa kasus penodaan agama itu dan tim advokasinya melaporkan Rais Aam PBNU tersebut atas kesaksiannya di persidangan pada Selasa (31/1).

"Kiai Ma'ruf Amin tidak perlu khawatir akan rencana Ahok menuntut beliau karena kami, santri dan warga NU akan berdiri di belakang kiai," kata Karding kepada Republika.co.id, Selasa (31/1).

Ia mengingatkan, KH Ma'ruf Amin bukan cuma Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), tapi Rais Aam PBNU yang dipercaya sebagai kiai yang alim dan jujur. Soal tudingan kalau Kiai Ma'ruf Amin secara politik condong kepada salah satu calon Gubenur DKI Jakarta, Karding melihat itu sebagai taktik untuk mempengaruhi opini khalayak luas dengan momen sidang yang mendakwa dirinya.

"Tuduhan Ahok yang disampaikan dengan nada keras bahwa kiai berbohong, sungguh tidak patut," ujar Karding.

Taktik itu, lanjut Karding, bisa saja berhasil membangun opini publik, tapi beresiko memicu dan memperluas ketegangan di tengah masyarakat. Membangun opini kalau Kiai Ma'ruf Amin mendapatkan pesanan dari salah satu kandidat, gara-gara menerima kunjungan pasangan calon tersebut di PBNU, sangat menyinggung nahdliyin yang merasa integritas kiai dirongrong dengan cerita mengada.

"Ada yang silaturahim ke kiai di PBNU, ya diterima, bahkan, kalau Ahok datang ke PBNU untuk bertemu Kiai Ma'ruf Amin, saya yakin beliau juga akan menerima, kiai tak lazim menolak kunjungan silaturahim," jelas Karding.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement