REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pemenangan Ahok-Djarot menilai ada upaya mengadu domba antara Ahok dan Nahdliyin. Hal itu terkait persidangan kedelapan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Selasa (31/1).
Juru bicara Ahok Raja Juli Antoni mengatakan, salah satu indikasinya adalah pernyataan dari Rahlan Nasidok yang mengatakan Ahok telah melecehkan integritas PBNU dan Nahdliyin.
"Rahlan seolah-olah kehilangan akal sehat melihat elektabilitas Agus yang terus merosot. Semua jurus, termasuk jurus mabok mengadu domba Pak Ahok dengan NU dilakukan" tutur Raja Juli Antoni saat menemani Ahok kampanye blusukan di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (1/2).
• Pakar: Ahok Tahu Percakapan Telepon SBY ke KH Ma'ruf Amin dari Mana?
• Mahendradatta: Jika Menyadap Ilegal, Ahok dan Timnya Bisa Dipenjara
• Pakar: Pasti Ahok Peroleh Rekaman Secara Ilegal
Menurut Toni, tidak mungkin Ahok menghina Nahdliyin. Terlebih, selama ini Nahdliyin yang menjadi pembela Ahok saat menghadapi kasus dugaan penodaan agama.
"Idola Pak Ahok juga tokoh-tokoh NU seperti Almarhum Gus Dur, Gus Mus dan kyai-kyai sepuh lainnya. Mereka yang selama ini memperjuangkan kebhinnekaan yang menjadi inspirasi Pak Ahok bekerja untuk rakyat," jelas Toni.
Sehingga, pernyataan Rahlan hanyalah peluru kosong. "Kalah di debat mereka kembali mempergunakan isu agama, Insyaallah rakyat Jakarta tahu mana kandidat emas dan kandidat loyang," katanya.
Baca juga, Ahok Ancam Proses Hukum Ketua MUI KH Ma'ruf Amin.