Senin 30 Jan 2017 22:37 WIB

1.900an Warga Mengungsi Akibat Banjir di Bangka Barat

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ilham
Pengungsian korban banjir (ilustrasi).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Pengungsian korban banjir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, sedikitnya ada 1.900 warga terdampak banjir di Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung. "Korban jiwa terdampak ada 1.900an di Kabupaten Bangka Barat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan singkat yang diterima Republika, Senin (30/1).

Sutopo merinci, pengungsi di Tanjung Laut sebanyak 524 jiwa, 200 jiwa di Kampung Hulu, 97 jiwa di Twluk Rubiah, 140 jiwa di Gg Sadar, dan 56 jiwa di Pasar Tengah. Kemudian, banjir juga merendam Kelurahan Sungai Daeng yang menyebabkan sejumlah warga mengungsi. Masing-masing, 200 jiwa di Culong, 15 jiwa di Kampung Baru, dan 12 jiwa di Jalan Kejaksaan. Selain itu, banjir juga memberikan dampak pada 703 jiwa di Dusun 1, Dusun 2, Dusun 3 di Desa Belo Laut.

Sutopo mengatakan, sebanyak tiga jembatan putus terdampak banjir, masing-masing dua di Desa Mayang, Kecamatan Simpang dan satu di Desa Belo Laut Kecamatan Muntok. Banjir juga merusak dua jembatan abrasi, yakni satu di Pal.6, Desa Air Belo dan satu di Belo Laut Kecamatan Mentok.

Titik muka air yang terpantau saat kejadian yakni 200 sentimeter. Banjir bermula dari hujan dengan intensitas lebar yang mengguyur Bangka Belitung sekitar pukul 02.00 WIB pada 28 Januari 2017. Banjir terjadi bertepatan dengan air pasang laut.

Tim dari BPBD Provinsi Babel, BPBD Kabupaten Bangka Barat, Basarnas, Dinsos, Tagana, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup langsung bergerak mengevakuasi dan mendata para korban. Saat ini, terdapat tiga posko pengungsian, yaitu Posko Tebing, Posko Culong, dan Nelo Laut. Pada Ahad (29/1) pukul 12.00 WIB air sudah berangsur surut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement