Jumat 27 Jan 2017 19:07 WIB

69 Jembatan di Sukabumi Rusak Akibat Bencana

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Jembatan Ambruk (ilustrasi)
Foto: Antara Foto
Jembatan Ambruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 69 unit jembatan di Kabupaten Sukabumi rusak akibat bencana alam di sepanjang 2016 lalu. Jembatan tersebut rata-rata mengalami kerusakan berat dan sedang. Data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, dari sebanyak 69 unit jembatan rusak tersebut sebanyak 62 unit rusak berat dan 7 unit rusak sedang.

Sementara pada Januari 2017 tercatat baru satu jembatan yang ambruk yang menghubungkan Kecamatan Parungkuda dan Ciambar. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Jaelani mengatakan, pemkab telah berupaya secara maksimal menangani jembatan yang rusak akibat bencana. "Dalam masa tanggap darurat misalnya BPBD membangun jembatan darurat bagi warga," ujar dia kepada Republika.co.id Jumat (27/1).

Keberadaan jembatan darurat itu kata Usman diharapkan dapat membantu aktivitas warga. Sementara itu lanjut dia untuk pembangunan jembatan secara permanen menjadi tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi.

Koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Yana Suryana menambahkan, jembatan yang mengalami kerusakan tersebut tersebar di beberapa kecamatan Sukabumi misalnya Kecamatan Cidolog dan Simpenan. Ia menerangkan kasus jembatan rusak paling banyak terjadi pada Nopember 2016 lalu.

Pada bulan tersebut kata Yana, tercatat ada 30 unit jembatan yang rusak akibat bencana banjir bandang dan longsor. Puluhan jembatan tersebut terang dia sudah ditangani oleh pemkab.Kepala Dinas PU Kabupaten Sukabumi Lukman Sudrajat menerangkan, dari puluhan jembatan yang rusak akibat bencana tersebut sebagian besar adalah jembatan gantung dan jembatan desa.

Lukman menuturkan, pemkab pada tahun ini akan memperbaiki empat unit jembatan yang mengalami kerusakan. Minimnya jumlah jembatan yang diperbaiki ungkap dia salah satunya karena faktor keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement