REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah menargetkan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, beroperasi Maret 2019. Bandara Internasional Yogyakarta bakal menggantikan Bandara Adisutjipto yang diharapkan menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan.
"Kami perlu melakukan relokasi Bandara Adisutjipto yang sudah tidak mampu menampung pergerakan penumpang dan pergerakan pesawat," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kulon Progo, Jumat (27/1).
Ia mengatakan pada 2016, jumlah penumpang yang melalui Bandara Adisutjipto mencapai 7,2 juta jiwa dari kapasitas penumpang 2,5 juta jiwa. Tingginya penumpang pesawat ini dikarenakan DIY merupakan tujuan wisata kedua setelah Bali.
Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama pembangunan lahan 3.200 meter persegi, dan tahap kedua 3.600 meter persegi. Saat ini, landasan pacu Adisutjipto berukuran 2.200 meter persegi dengan lebar 45 meter yang hanya untuk mendarat pesawat jenis 737.800.
"Pada tahapan pertama mampu menampung 14 juta penumpang dan tahap kedua 22 juta penumpang," katanya.
Lebih lanjut, Budi Karya mengatakan Adisutjipto hanya melayani penerbanban paling jauh Kuala Kumpur, Malaysia. Sedangkan, Bandara Internasional Yogyakarta bisa melayani perbangan Jedah. "Kalau masyarakat akan menunaikan ibadah haji, bisa langsung dari Bandara Internasional Yogyakarta," katanya.