Kamis 26 Jan 2017 22:25 WIB

Mahasiswa yang akan Belajar ke Amerika Banyak yang tak Siap

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham
Kuliah di luar negeri. Ilustrasi
Foto: Google
Kuliah di luar negeri. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah mahasiswa yang belajar ke Amerika dari Indonesia saat ini angkanya tak terlalu banyak. Namun, setiap tahun terus tumbuh signifikan.

Menurut Vice President Internasional Operation Elite Education Group, Edward Kim, kebanyakan mahasiswa dari Indonesia yang akan belajar ke Amerika umumnya mencari yang level bawah. Karena mereka mencari universitas yang memang mudah dimasuki, bukan yang top 10.

"Jadi memang, mahasiswa Indonesia kalau kuliah ke luar negeri mencarinya yang mudah dan murah," ujar Edward kepada wartawan di Bandung, Kamis (26/1).

Edward mengatakan, negara yang banyak diminati calon mahasiswa Indonesia di antaranya Australia dan Newzealand. Karena kedua negara tersebut mudah dan murah untuk dimasuki. "Ini menunjukkan, calon mahasiswa Indonesia banyak yang tak siap untuk masuk ke perguruan tinggi," katanya.

Oleh karena itu, Elite Educational Institute hadir untuk memberikan konsultasi agar semua calon mahasiswa bisa dipastikan siap untuk kuliah di perguruan tinggi. Untuk masuk ke perguruan tinggi yang termasuk dalam 5 perguruan tinggi favorit, minimal semua calon mahasiswa harus sudah melakukan persiapan dari 2-3 tahun sebelumnya. "Banyaknya, yang datang ke kami untuk konsultasi adalah grade 11 jadi gak bisa berbuat banyak," katanya.

Namun, kata dia, kondisi ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi semua negara persiapannya sama. Mereka, banyak yang terlambat untuk melakukan persiapan. "Kemampuan akademik harus disiapkan dengan matang. Karena, semua calon mahasiswa dari berbagai negara punya kesempatan yang sama untuk membangun keterampilan," katanya.

Elite sendiri, kata dia, ke depan akan membuka pusat bimbingan dari mulai tingkat SD. Perbedaannya antara Elite dengan home schooling adalah kemampuannya di anak. "Home schooling kalau Asia kan susah banyak orang tua yang bekerja," katanya.

Elite internasional akan mempersiapkan anak-anak dengan matang karena lembaganya sangat berkualitas. Yakni, bisa memberikan konsultasi untuk 49 negara. Jumlah gurunya mencapai 900 orang semuanya berasal dari Amerika. "Itu jadi keuntungan bagi kami karena lebih tahu kurikulum Amerika. Jadi, bisa membangun untuk generasi sukses," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement