Kamis 26 Jan 2017 13:06 WIB
Tangannya Masuk Mesin Pengolah Tanah

Alami Remuk Tangan, Dedi Beri Sepasang Lengan Palsu pada Jamaludin

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
 Tangan remuk Jamaludin
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Tangan remuk Jamaludin

REPUBLIKA.CO.ID,  Tak ada tangisan yang terdengar dari bocah tersebut. Ketika ditemukan, matanya sudah melotot dan mulutnya menganga. Sementara hanya tangan kanan yang bisa diselamatkan, sedangkan tangan kiri sudah terpisah dari badan saat itu. Ya, tangan kedua bocah tersebut diamputasi hingga pangkal tangannya karena sebuah kejadian yang mengenaskan. Kedua tangannya remuk tertelan deru mesin pengolah bata milik keluarganya.

"Anak saya memang bisa ikut ke tempat kerja. Biasanya ada yang ngawasin yaitu istri saya. Tapi karena istri baru saja melahirkan, ya anak enggak ada yang ngawasin," kata Hariyadi (28 tahun) ayah bocah malang Jamaludin Muhammad (6), Kamis (26/1).

Peristiwa nestapa itu, sampai juga di telinga Ketua DPD I Golkar Jabar Dedi Mulyadi. Tak berlama-lama, Dedi pun menjenguk bocah asal Garut yang mengalami kecelakaan dan harus kehilangan sepasang lengannya, Jamaludin Muhammad (6), di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Kamis (26/1) pagi. Bahkan, Dedi pun memberikan bantuan dana untuk pembelian lengan palsu untuk Jamaludin.

Dedi didampingi Direktur Medik dan Keperawatan RSHS, Nucky Nursjamsi Hidayat, menjenguk Jamaludin di ruang perawatan anak. Namun karena Jamaludin dalam masa kritis, sehingga untuk sementara tempat perawatan harus steril.

Dedi Mulyadi, memberikan sejumlah uang sebagai tabungan untuk nantinya dibelikan sepasang lengan palsu untuk Jamaludin. "Ini untuk ditabung. Nanti bisa untuk biaya membeli lengan palsu. Kalau kurang nanti kita bantu lagi," ujar Dedi kepada ayah Jamaludin.

Saat bertemu dengan Dedi, ayah Jamaludin, Heryadi (28), menceritakan kronologi anak pertamanya itu mengalami kecelakaan dan keterlambatan penanganan hingga kini harus kehilangan kedua lengannya.

Ditemui usai menjenguk, Dedi mengaku, akan menginstruksikan para anggota legislatif di daerah dan provinsi untuk memperjuangkan hak masyarakat berupa fasilitas kesehatan ambulan. Sehingga kasus keterlambatan penanganan seperti Jamaludin bisa diminimalisasi.

Menurut Dedi, kasus Jamal terjadi karena jarak tempuh dari Cisewu menuju pusat pelayanan kesehatan terlalu jauh. Ia menilai, perlu ada upaya potong kompas, agar pasien darurat seperti Jamal langsung dilayani oleh RSHS.

Dedi mengatakan, Jamal awalnya pasien dari Puskesmas terus ke Al Ihsan dan kemudian dirujuk ke RSHS. Padahal, seharusnya, bisa langsung by pass ke RSHS mengingat fasilitas layanan di Jabar Selatan masih kurang. "Ini akan menjadi perhatian saya dan Golkar," katanya.

Selain itu, Dedi pun berharap, agar pemerintah daerah melalui jasa penjamin kesehatan masyarakat bisa mengevaluasi sistem yang sudah berjalan saat ini. Karen, kata dia, sistem yang ada saat ini, masih terlalu berbelit dalam hal administrasi sehingga terkadang menyulitkan para pasien.

Heryadi mengaku berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Dedi. "Terima kasih. Nanti uangnya akan saya tabung untuk masa depan anak saya dan keperluan untuk lengan palsu," katanya.

Jamaludin Muhammad adalah bocah asal Garut, Kampung Cisante, Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu sudah empat hari menghuni ruangan Ruang Kemuning RSUP dr Hasan Sadikin. Anak tersebut, telah menjalani operasi amputasi tangan kanannya pada Sabtu (21/1) lalu.

Tangan kedua bocah tersebut diamputasi hingga pangkal tangannya karena sebuah kejadian yang mengenaskan. Kedua tangannya remuk tertelan deru mesin pengolah bata milik keluarganya. Ayahnya, Haryadi yang saat itu tengah sibuk membuat bata menemukan kedua tangan anaknya sudah masuk mesin penggiling tanah.

Dikatakan Haryadi, tak ada tangisan yang terdengar dari bocah tersebut. Ketika ditemukan, matanya sudah melotot dan mulutnya menganga. Sementara hanya tangan kanan yang bisa diselamatkan, sedangkan tangan kiri sudah terpisah dari badan saat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement