Rabu 13 Apr 2016 18:49 WIB

Datangi Keraton Cirebon, FPI Tolak Kedatangan Bupati Dedi

Rep: Lilis/ Red: Teguh Firmansyah
 Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. (Republika/Ita Nina Winarsih
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. (Republika/Ita Nina Winarsih

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sejumlah ormas Islam dan ulama menolak rencana kedatangan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, ke Kota Cirebon. Pasalnya, Dedi dianggap telah menistakan agama Islam.

Dedi rencananya akan datang untuk menghadiri acara Lesehan Nada Dzikir Cinta Kasih di Keraton Kanoman, Kota Cirebon. Acara yang akan digelar pada Rabu (13/4) malam itu rencananya juga menghadirkan musisi Charly Van Houten.

Penolakan rencana kedatangan Dedi itu disampaikan sejumlah ulama dan ormas Islam, salah satunya Front Pembela Islam (FPI) Cirebon, dengan mendatangi Keraton Kanoman, Rabu (13/4) siang. "Kami tidak menolak acaranya (Lesehan Nada Dzikir Cinta Kasih), hanya menolak Dedi,'' tegas Koordinator wilayah FPI Cirebon, Dede Iwan.

Dede menjelaskan, penistaan agama yang telah dilakukan Dedi di antaranya mengganti ucapan salam "Assalamualaikum" menjadi "sampurasun". Selain itu, Dedi juga mengganti doa "Bismillahirrahmannirrahiim" dengan "Sambat Prabu Siliwangi" saat hendak masuk pintu Tol Cipali.

Bupati Purwakarta itupun dituding telah menikahi salah satu sosok mitos Nyi Roro Kidul.  Sementara itu, Pangeran Patih Keraton Kanoman, Mochamad Qodiran menilai sikap penolakan kalangan ulama merupakan hal yang wajar.

Namun, pihaknya tetap membuka pintu bagi siapapun, termasuk Bupati Dedi. ''Kegiatan kami bersifat sosial, cuma dzikir. Soal penolakan, itu antara ulama dan Dedi saja,'' tutur Qodiran.

Panitia acara yang juga seniman Cirebon, Dedi Kampleng menegaskan, pihaknya telah mengantongi izin kepolisian untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.

Baca juga, Undang Sopir Angkot ke Rumah Dinas, Bupati Dedi Sindir Kang Emil?

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement