REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Pendidikan Kota Makassar bersama Lembaga Bina Muda (LBM) Pandawa Makassar sepakat melakukan kerja sama dalam hal penanaman karakter dengan mengarahkannya dalam bentuk pelajaran sejarah dan kearifan lokal. "Pelajaran sejarah, budaya dan kearifan lokal kita itu sangat penting diajarkan kepada anak cucu kita supaya mereka tidak lupa dengan identitas mereka," ujar Kepala Dinas Pendidikan Makassar Ismunandar di Makassar, Rabu (25/1).
Dia mengatakan, beberapa bentuk pelajaran yang diberikan oleh LBM Pandawa Makassar berupa pengenalan langsung jejak-jejak sejarah yang memang masih cukup banyak bisa dijumpai di kota ini. Metode pengenalan yang ditawarkan oleh LBM Pandawa Makassar yakni dengan mengunjungi situs-situs sejarah, museum serta beberapa agenda kegiatan budaya lainnya.
"Itu salah satunya, mengajarkan kepada anak-anak langsung di situs-situs sejarah peninggalan supaya proses penerimaan materinya itu lebih cepat diserap anak-anak kira," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LBM Pandawa, Syamsuri mengatakan, program yang dijalankannya ini juga sudah pernah terlaksana beberapa tahun lalu dan kembali digiatkan. Namun, ketika lembaganya rehat sejenak karena pertimbangan momen pemilihan kepala daerah (Pilwalkot) Makassar dua tahun lalu itu, ada pihak-pihak lain yang mengambil ide tersebut dan menjalankannya.
Tetapi setelah itu berlalu, akhirnya lembaga yang dinaunginya itu kembali dipercayakan dan telah mengantongi sertifikat lisensi untuk program studi sejarah dan kearifan lokal. Hal ini ditandai dengan penyerahan sertifikat lisensi oleh Direktur Eksekutif LBM Pandawa, Syamsuri kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar, Ismunandar di ruang kerjanya.
Penyerahan sertifikat lisensi ini, ikut disaksikan Sekretaris Disdik Kota Makassar, Hasbi, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Ahmad Hidayat dan Kepala Seksi Pembelajaran Bidang Dikdas, Muskar Naim. Sertifikat lisensi yang disahkan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto ini merupakan bentuk pengakuan Pemkot Makassar kalau LBM Pandawa sebagai inisiator program studi sejarah dan kearifan lokal sejak 2015 serta pelaksana tunggal program tersebut.
"Sertifikat lisensi ini lahir dikarenakan ada pihak lain yang membajak program kami. Itu dilakukan tanpa seizin kami serta mengambil file lalu mengutip hampir semua isi persuratan kami," tegasnya.