Rabu 25 Jan 2017 13:32 WIB

Ade Armando Jadi Tersangka karena Status 'Allah Bukan Orang Arab'

Red: Ilham
Status Ade Armando yang mengundang kontroversi.
Status Ade Armando yang mengundang kontroversi.

Bagi saya, ide Menteri Agama itu adalah gagasan yang hebat dan perlu didukung. Saya selalu percaya bahwa ayat-ayat Allah yang termuat dalam Alquran harus disampaikan pada masyarakat luas melalui beragam cara. Tidak ada satu cara tunggal untuk menyampaikan kalam Allah. Orang Arab menyampaikannya dengan cara Arab, orang Jawa dengan cara Jawa, dan orang Swedia dengan cara Swedia (Anda bisa tambahkan sendiri contoh-contoh lain).

Begitu juga media penyampaiannya. Bisa dengan mengaji di surau, MTQ, barzanji, qasidah tapi juga dengan langgam Jawa, Sunda, Minang, musik pop, rock, seriosa atau hiphop. Dan bukan cuma itu, ayat-ayat Allah itu bisa disampaikan melalui novel, film, sinetron, teater, komik, meme, atau kalau perlu game online.

 Tentu tak ada sesuatu yang baru dengan ini semua. Islam menyebar di Indonesia melalui   media lokal tradisional.

Masalahnya memang saat ini ada sebuah gejala yang mengganggu. Ada kelompok-kelompok dalam masyarakat yang terus menyuarakan gagasan bahwa kebudayaan Islam adalah kebudayaan Arab. Gejala kearab-araban itu terlihat dari gaya berpakaian, gaya bicara, gaya berkesenian atau juga gaya berpikir. Gejala ini berlangsung akibat propaganda internasional kaum Wahabi di Saudi Arabia yang dalam beberapa dekade terakhir berusaha menjadikan Kerajaan Saudi Arabia sebagai pusat Islam dunia.

Dalam kasus tertentu di Indonesia, ada pemuka agama yang mengubah nama domestiknya menjadi nama Arab. Atau ada politisi yang dengan sengaja menggunakan segenap atribut kearaban utuk membangun citra kesolehan dia. Semua berasal dari cara pandang, Islam adalah Arab.

Dalam konteks inilah, gagasan Menteri Agama layak disambut gembira. Di satu sisi, ayat-ayat Allah bisa menyebar lebih luas dengan memanfaatkan kedekatan budaya dengan masyarakat yang beragam. Di sisi lain, ini menjadikan Islam sebagai agama universal yang tidak terpusat pada segala sesuatu yang berbau Arab.

Karena itu saya menulis di status saya:    “Allah kan bukan orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat-ayat-Nya dibaca dengan gaya Minang, Ambon, Cina, Hiphop, Blues …”

Status ini ternyata mendapat respons luar biasa. Sampai 22 Mei, tercatat ada 560 komentar, dan status itu di-share 123 orang.

Hanya saja, ternyata ada banyak pihak yang memfitnah bahwa dalam status FB itu saya menyatakan bahwa “Allah adalah orang”.

(Baca Juga: Ade Armando Ditetapkan Sebagai Tersangka UU ITE)

sumber : Antara/Data Republika.co.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement