Rabu 25 Jan 2017 13:32 WIB

Ade Armando Jadi Tersangka karena Status 'Allah Bukan Orang Arab'

Red: Ilham
Status Ade Armando yang mengundang kontroversi.
Status Ade Armando yang mengundang kontroversi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI), Ade Armando, dilaporkan seorang warga, Johan Khan, karena cuitannya melalui media sosial. Ade menuliskan "Allah kan bukan orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat-ayat-Nya dibaca dengan gaya Minang, Ambon, China, Hiphop, Blues".

Penyidik pun menetapkan Ade sebagai tersangka terkait dugaan pelanggaran Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). "Yang bersangkutan dijerat Undang-Undang ITE," kata Argo di Jakarta, Rabu (25/1).

Ade membuat status melalui media sosial Facebook dan Twitter berakun @adearmando1 pada 20 Mei 2015, namun Johan Khan melaporkan Ade pada 2016. Johan mendesak Ade menyampaikan permohonan maaf melalui akun twitter, namun tersangka tidak memenuhinya.

Ade sempat mendatangi Polda Metro Jaya guna mengklarifikasi status melalui media sosialnya tersebut sekitar Juni 2016.

Seperti dilansir Republika.co.id pada 24 Mei 2015, Ade membuat tulisan bantahan atas statusnya tersebut. Melalui madinaonline.id yang dikelolanya, ia membuat tulisan berjudul 'Allah Bukan Orang Arab. Allah Pencipta Orang Arab'. (Baca: Sebut Allah Bukan Orang Arab, Ade Armando Dilaporkan ke Polisi)

Dia mengaku telah difitnah sehingga perlu meluruskan status yang dibuatnya di Twitter dan Facebook. Berikut klarifikasi Ade Armando:

Dalam beberapa hari terakhir ini, ada penyebaran fitnah melalui media sosial bahwa saya menyamakan Tuhan dengan manusia.

Itu tentu saja tuduhan keji. Saya mendoakan mereka yang menyebarkan fitnah itu dapat dibukakan hati dan dimaafkan oleh Allah. Doa ini diperlukan karena fitnah pada dasarnya adalah sebuah kejahatan yang bahkan sering dikatakan sebagai ‘lebih kejam dari pembunuhan’. Jadi daripada para pemfitnah itu masuk neraka, lebih baik saya doakan agar Allah memaafkan mereka.

Saya anggap saja, para penyebar fitnah itu sebenarnya tidak jahat.

Penyebaran fitnah itu terjadi setelah saya membuat status di Facebook saya (20 Mei 2015) untuk mengomentari pernyataan Menteri Agama bahwa dia akan membuat festival membaca Alquran dengan berbagai langgam yang ada di Nusantara.

 

 

sumber : Antara/Data Republika.co.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement