Senin 23 Jan 2017 16:08 WIB

Tak Ada Guru Honorer Fiktif yang Diajukan ke Pemprov

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah guru honorer Jawa Barat menggunakan ikat kepala melakukan unjuk rasa menuntut kesejahteraan,di depan Gedung Sate,Kota Bandung, Senin (31/10). (Republika/Mahmud Muhyidin)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah guru honorer Jawa Barat menggunakan ikat kepala melakukan unjuk rasa menuntut kesejahteraan,di depan Gedung Sate,Kota Bandung, Senin (31/10). (Republika/Mahmud Muhyidin)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memastikan tidak ada guru honorer fiktif yang diajukan ke pemprov pasca alih kelola SMA/SMK dari kota/kabupaten. Hal ini dikatakan Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Firman Adam setelah mencuatnya isu guru honorer fiktif yang diungkap salah seorang pengajar di SMAN 26 Garut.

Firman mengatakan pengajuan guru honorer didata langsung oleh kepala sekolah. Sehingga pihak sekolah tahu siapa saja yang berbakti sesuai dengan kebutuhan sekolah. "Saya pastikan nama-nama guru honorer fiktif tidak ada. Karena divalidasi langsung kepala sekolah," kata Firman saat dihubungi, Senin (23/1).

Firman pun meyakini nama-nama yang diajukan sudah sesuai dengan tenaga pengajar yang ada di sekolah masing-masing. Disamping itu pemprov juga melakukan proses validasi dan supervisi ulang sehingga data yang diajukan sesuai.

Berkaitan dugaan di kalangan guru honorer, Firman mengaku tidak mau menaruh curiga kepada kepala sekolah yang memvalidasi nama-nama guru honorer yang didaftarkan ke provinsi. Bisa jadi karena kurangnya informasi di kalangan guru honorer. "Karena yang memberi tugas juga kan kepala sekolah, makanya tidak mungkin ada pendaftaran nama fiktif," ujarnya.

Terkait kekhawatiran para guru honorer di SMAN 26 Garut yang sudah lama mengajar akan disingkirkan oleh yang baru, Firman mengatakan kekhawatiran tersebut terlalu berlebihan. Pasalnya kinerja dan kualitas tenaga pendidik tetap menjadi penilaian utama. "Tetap mengabdi dengan sungguh-sungguh nggak usah khawatir yang berlebihan. Pemerintah pasti bisa menilai mana guru yang berkualitas," tuturnya.

Sebelumnya seorang guru honorer di SMA Negeri 26 Garut, Eep mengungkapkan adanya dugaan guru honorer tiba-tiba didata untuk masuk data di Pemprov Jabar. Padahal menurut Eep sebelumnya nama-nama itu tidak pernah ada dan tak penah mengajar pula di sekolah itu.

Pendataan guru honorer fiktif itu dinilai menbuat resah para guru honorer lainnya yang sudah lama mengabdi karena takut memengaruhi posisi guru lama. Dikutip dari website Korpri, Dinas Pendidikan Garut akan melakukan penelusuran atas dugaan tersebut untuk memastikan kebenarannya. Meskipun diyakini tidak mungkin ada guru honorer yang secara tiba-tiba muncul karena pendataan sudah dilakukan sejak lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement