Jumat 20 Jan 2017 20:16 WIB

Ini Senjata Agus Hadapi Debat Kandidat Kedua

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kanan) berdiskusi dengan warga ketika mengunjungi wilayah Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat, Jumat (20/1).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kanan) berdiskusi dengan warga ketika mengunjungi wilayah Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat, Jumat (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta akan kembali menggelat debat kandidat kedua bagi cagub-cawagub yang akan berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta 2017. Debat tersebut akan dilangsungkan pada Jumat (27/1) dengan pembahasan terkait reformasi birokrasi dan pelayanan publik, serta penataan kawasan perkotaan.

Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono mengaku punya kelebihan yang tidak dimiliki pasangan lainnya, terkait reformasi birokrasi. Kelebihan tersebut terletak pada diri Sylviana Murni yang sudah 31 tahun berkecimpung di pemerintahan DKI Jakarta.

"Informasi (terkait reformasi birokrasi) datang dari mana saja. Datang dari lapangan, datang dari para pakar dan ingat saya punya Mpok Sylvi. Dia 31 tahun di birokrasi, itu tidak dimiliki pasangan lainnya," kata Agus sebelum berkampanye di Jakarta Barat, Jumat (20/1).

Menurut Agus, Sylvi mempunyai kelebihan karena mengetahui apa yang terjadi di Jakarta ini. Tidak hanya permasalahan yang terjadi pada lima tahun ke belakang, tapi juga permasalahan-permasalahan sebelumnya.

"Beliau tidak hanya tahu persis apa yang terjadi (di Jakarta) lima tahun terakhir. Tapi juga masa-masa sebelumnya," ucap Agus.

Sehingga, pasangan calon nomor urut satu tersebut menurutnya bisa melihat secara utuh apa saja yang menjadi tantangan dan apa yang perlu dikerjakan. Dari sana, bisa dibentuk gagasan dan komitmen kesuanya dalam upayanya membuat ibu kota menjadi lebih baik lagi.

"Di situ kita akan lihat secara utuh apa saja yang menjadi tantangan, apa yang sudah dikerjakan dan apa yang tidak optimal. Di situlah kami akan membangun narasi dan menghadirkan berbagai gagasan dan komitmen untuk lebih baik ke depan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement