REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan pemberitaan terkaitnya jatuhnya lift dari lantai 11 di Gedung BRI II tidak benar. Berdasarkan rekaman CCTV lift, saat kejadian, lift sedang dalam posisi bergerak turun dan sempat berhenti di lantai ground (lobby) tapi pintu saat itu tidak dapat dibuka.
"Saat itu lift mengalami overshoot dan sempat turun sekitar 50 sentimeter sampai mengenai spring area di pit lift yang menyebabkan getaran pada sangkar lift. Jadi tidak benar pemberitaan yang menyatakan lift jatuh ungkap Hari," kata Corporate Secretary BRI, Hari Siaga Amijarso dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (20/1).
Saat ini, lanjut dia, pihak Bank BRI masih terus berkoordinasi dengan penanggungjawab maintenance lift terkait insiden ini. Lift yang bermasalah tersebut langsung di grounded dan pihak maintenance lift juga mendatangkan para ahli dari Jepang untuk melakukan investigasi menyeluruh. Penyebab pasti dari insiden ini pun masih dalam penyelidikan dari pihak terkait.
Insiden lift tersebut terjadi Jumat siang (20/1), dan tidak membuat aktivitas perkantoran di Gedung BRI II terganggu. Pengguna gedung tetap melakukan aktivitas seperti biasa. BRI mengklaim pihaknya senantiasa akan memperketat pengawasan terhadap vendor atau pihak ketiga yang melakukan pengelolaan terhadap lift di semua unit kerjanya.
"Kami tak ingin kejadian ini terulang," ujar Hari. Kejadian ini ia tegaskan menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk terus melakukan pemeliharaan dan pengawasan aktif terhadap semua aset Bank BRI.
Setelah insiden ini, Safety Audit akan segera dilakukan untuk semua unit lift di Gedung BRI II. Selain itu, Bank BRI juga memastikan pemeliharaan lift di Gedung BRI II masih terus dilakukan secara berkala.
"Keselamatan dan kenyamanan pekerja terus menjadi prioritas dari Bank BRI. Bank BRI terus menjadikan Keselamatan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) atau Health Safety Environtment (HSE) sebagai kaidah atau prosedur operasional di semua unit kerja Bank BRI," ujar Hari.