Kamis 19 Jan 2017 14:04 WIB

Samad: Mahasiswa Berperilaku Korup Itu Titip Absen dan Nyontek

Abraham Samad.
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Abraham Samad.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Mantan ketua KPK Abraham Samad menekankan beberapa nilai-nilai integritas yang harus dimiliki mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa. Nilai-nilai itu di antaranya kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, kesederhanaan, keberanian, dan kepedulian.

Dalam acara pelantikan pengurus BEM Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang dirangkaikan dengan Seminar Nasional "Upaya Pencegahan Korupsi Oleh Generasi Muda", Rabu (18/1) di auditorium UIN Walisongo, Abraham hadir sebagai pembicara bersama Zainu Rahman, aktivis Pukat UGM. Abraham menilai, perilaku korup mengalami evolusi dari kaum tua ke kaum muda. Jika dilihat pada beberapa kasus korupsi yang berhasil dibongkar oleh KPK, dia mengatakan, pelakunya masih terpaut sangat muda.

"Seperti Gayus Tambunan dan lain-lain, itu masih sangat muda," katanya dalam siaran pers, Kamis (19/1).

Karena itu, Abraham sangat menekankan pentingnya peran universitas untuk terus menanamkam nilai-nilai integritas kepada para mahasiswa di ruang akademik maupun di ruang ekstrakurikuler. Abraham menegaskan, mahasiswa yang sering menitip absen, menyontek atau karya ilmiahnya dibuat orang lain adalah mahasiswa yang sedang mempraktikkan perilaku korup.

"Cikal bakal korupsi adalah ketika ada toleransi terhadap pelanggaran-pelanggaran kecil yang semestinya harus dihindari," katanya.

Dalam pemaparannya Abraham juga sempat menyorot KPK periode sekarang agar fokus membongkar kasus korupsi besar. Jangan sampai habis waktu dengan kasus-kasus kecil seperti kasus Saiful Jamil. Menurut Abraham, kehadiran KPK harus bisa membongkar kasus-kasus besar yang masuk kategori grand corruption seperti di sektor sumber daya alam, energi dan mineral.

Abraham mengatakan, pemberantasan korupsi harus menjadi agenda perlawanan seluruh komponen bangsa. Karena dampak dari korupsi bisa membawa bangsa ini kepada kehancuran. Dia pun mengingatkan kepada para penegak hukum bahwa pemberantasan korupsi harus didasarkan pada alat bukti bukan pada kebencian atau dendam, apalagi karena pesanan.

Di hadapan peserta seminar yang terdiri atas beberapa kampus di Semarang, Abraham menutupnya dengan mengutip surah al-Maidah ayat 58 yang berbunyi: "Jangan karena kebencianmu kepada suatu kaum lantas membuatmu tidak berlaku adil, tapi berlaku adillah karena sesungguhnya keadilan itu mendatangkan kebaikan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement