REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat, mencatat sepanjang 2016 terhitung sejak Januari hingga Desember kerugian akibat bencana mencapai Rp 9.359.500.000. Total kerugian materil ini dari 187 kasus bencana yang terjadi pada tahun lalu.
"Kebakaran sebesar Rp 7.261.000.000, tanah longsor Rp 858 juta, banjir Rp 555 juta, angin topan atau puting beliung Rp 425,6 juta dan bencana lain-lain Rp 260 juta." kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Zulkarnain Barhami di Sukabumi, Senin (16/1).
Menurutnya, pada 2016 lalu jumlah kasus bencana yang terjadi melonjak drastis dibandingkan 2015 yang hanya 142 kasus, adapun mayoritas bencana yang terjadi yakni longsor 64 kejadian atau kasus dan banjir genangan sebanyak 45 kejadian. Sementara, angin topan 35 kasus, kebakaran 20 kejadian, gempa bumi tiga kasus dan bencana lain-lain sebanyak 20 kejadian. Namun, yang paling tinggi menyedot kerugian adalah bencana kebakaran Pasar Pelita yang menghanguskan ratusan lapak dan puluhan kios.
Lanjut dia, ada 600 kepala keluarga atau 878 jiwa yang terkena dampak bencana dan seluruhnya sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Sukabumi dan donatur lainnya. "Ada empat kecamatan yang menjadi gudang bencana yakni Kecamatan Citamiang sebanyak 44 kasus; Gunungpuyuh 36 kasus; Warudoyong 30 kasus dan Cikole sebanyak 29 kasus," katanya menambahkan.
Zulkarnain mengatakan tingginya bencana pada 2016 dikarenakan curah hujan yang tinggi dan turun sepanjang tahun. Tidak menutup kemungkinan pada 2017 ini terjadi bencana seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung karena hujan deras masih turun hampir sepanjang hari. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada warga untuk selalu waspada akan terjadinya bencana khususnya mereka yang tinggal di daerah rawan dan tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan bencana.