REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia ( Sigma), Said Salahudin, menyayangkan sejumlah isu yang berkembang selama debat perdana calon gubernur DKI Jakarta tidak direspon oleh pasangan calon (paslon).
"Pada sesi saling menanggapi dan saling bertanya antarpaslon, misalnya, beberapa hal yang pada tingkat tertentu penting untuk ditanggapi atau dijawab oleh para paslon justru terlewatkan," ujar Said Salahudin di Jakarta, Senin (16/1).
Padahal, kata pemerhati kepemiluan tersebut, penjelasan dan klarifikasi paslon atas hal itu dapat menjadi informasi yang penting bagi pemilih untuk menilai kelebihan dan kekurangan masing-masing paslon.
Ia mengatakan, terlewatnya tanggapan atau jawaban paslon bisa disebabkan faktor ketidaksengajaan, seperti alpa atau terbatasnya waktu, tetapi bisa juga karena faktor kesengajaan.
Maksudnya, menurut aktivis 98 itu, secara sadar paslon sengaja tidak mau menanggapi atau menjawab isu yang berkembang dalam debat sebagai strategi untuk menutupi kelemahannya.
"Ada beberapa hal yang luput ditanggapi atau dijawab oleh peserta debat yang jumlahnya bervariasi pada tiap-tiap paslon. Tetapi di sini saya coba menunjukan dua hal saja dari masing-masing paslon," kata dia.