REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Restorasi Gambut (BRG) menargetkan untuk membangun ribuan sumur bor di 2017. Kepala BRG Nazir Foead mengatakan, kehadiran sumur bor di lahan-lahan gambut terbukti bermanfaat, baik bagi masyarakat sekitar maupun bagi penyelamatan gambut itu sendiri.
Ia kemudian menuturkan, program membangun sumur bos berawal dari permintaan banyak masyarakat di 105 desa yang menjadi lokasi BRG melakukan tugas merestorasi gambut. Menurut Nazir, mulanya masyarakat meminta dibangun sumur bor sebagai sumber air untuk membasahi lahan pertanian mereka agar tetap produktif saat kemarau.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di 500 titik sumur bor yang telah dibangun, BRG menyimpulkan bahwa kehadiran sumur bor memang cocok berada di dekat lahan gambut. Menurut nazir, ada satu peristiwa kebakaran di lahan gambut yang langsung dapat dipadamkan dalam waktu 1,5 jam berkat air dari sumur bor. Padahal, dia mengatakan memadamkan api di lahan gambut biasanya lebih sulit sehingga dapat memakan waktu sampai satu hingga dua hari.
"Tapi ini 1,5 jam padam karena ada sumur bor yang menyediakan suplai air. Makanya ini akan kita intensifkan di tahun 2017," kata Nazir, di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/1).
Satu sumur bor, sambung dia, mampu mencakup lahan gambut seluas 12,5 hektare. Nazir menargetkan akan ada ribuan sumber air tanah baru yang akan dibangun di 2017 demi menyelamatkan ratusan ribu hektar lahan gambut yang kritis.