Kamis 05 Jan 2017 09:01 WIB

Kasus HIV Akibat Perangai LGBT Tinggi di Sukabumi

Rep: Riga Iman/ Red: Ilham
Tolak LGBT/Ilustrasi
Tolak LGBT/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus HIV dan AIDS di Kota Sukabumi saat ini didominasi oleh kalangan lelaki suka lelaki (LSL) atau gay dan ibu rumah tangga (IRT). Hal ini didasarkan data yang dihimpun Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi.

"Saat ini ada dua kalangan yang paling tinggi kasusnya, yakni LSL atau gay dan IRT,’’ kata Pengelola Program KPA Kota Sukabumi, Yanti Rosdiana kepada Republika.co.id, Kamis (5/1).

Jumlah kasus HIV-AIDS dari LSL pada Januari hingga Nopember 2016 tercatat sebanyak 29 kasus. Ironisnya, dari puluhan LSL yang positif HIV tersebut ada sebanyak empat pelajar asal Sukabumi. Total pelajar yang positif HIV selama Januari-Nopember, LSL dan IRT, mencapai 11 orang. Sementara sisanya merupakan orang dewasa.

Untuk IRT, kasus HIV-nya mencapai 27 kasus pada 2016. Sementara pada 2015 lalu kasusnya mencapai sebanyak 51 orang. Penyebaran HIV-AIDS pada kalangan IRT salah satunya bersumber dari suami yang beresiko tinggi tertular HIV.

Selain menyoroti kasus HIV pada kalangan gay dan IRT, KPA juga fokus pada verifikasi data asal warga yang ditangani. "Dari hasil verifikasi data ternyata sebagian besar temuan kasus baru di 2016 ini berasal dari luar Sukabumi,’’ ujar Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi.

Data kasus baru yang dihimpun dari Januari hingga Nopember 2016 mencapai sebanyak 112 kasus. Rinciannya, sebanyak 68 kasus HIV, 40 kasus AIDS, dan empat orang meninggal akibat AIDS. Dari 112 kasus tersebut sebanyak 16 kasus di antaranya berasal dari Kota Sukabumi.

Sementara mayoritas yakni sebanyak 96 kasus berasal dari Kabupaten Sukabumi, Cianjur, dan Bogor. Data tersebut akan semakin besar bila digabungkan dengan data HIV-AIDS sejak 2000 lalu. Di mana jumlah kasus HIV-AIDS sejak 2000 hingga Nopember 2016 mencapai sebanyak 1.075 kasus.

Rinciannya, sebanyak 576 kasus berasal dari warga luar Kota Sukabumi dan sisanya 499 kasus berasal dari warga Kota Sukabumi. Fahmi mengungkapkan, banyaknya kasus warga luar Kota Sukabumi ini disebabkan mereka tengah bekerja atau sekolah di Sukabumi. "Pada saat di lakukan tes HIV di Sukabumi mereka dinyatakan positif,’’ kata Fahmi  yang juga Wakil Wali Kota Sukabumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement