Rabu 04 Jan 2017 13:54 WIB

Gunung Gamalama Embuskan Abu Vulkanik

 Puncak Gunung Gamalama mengeluarkan asap solfatara terlihat di Ternate, Maluku Utara.  (Antara/Widodo S. Jusuf)
Puncak Gunung Gamalama mengeluarkan asap solfatara terlihat di Ternate, Maluku Utara. (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Gunung Api Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) pada Rabu siang (4/1) mengembuskan abu vulkanik, menyusul semakin meningkatnya aktivitas vulkanik di gunung api setinggi 1.700 meter dari permukaan laut itu.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama, Darno Lamane di Ternate mengatakan, secara visual gempa embusan tersebut disertai abu tipis ke arah selatan dan embusan asap disertai abu tidak teramati karena gunung tertutup kabut. Gunung jelas terlihat sejak pukul 12.43 WITA dan embusan tidak teramati.

Data seismogram merekam gempa embusan pada pukul 08.48 dan 09.31 WITA atau terjadi peningkatan kegiatan berupa meningkatnya gempa-gempa vulkanik yang terjadi sejak pukul 00.00 WITA pada 10 Desember 2016. Darno mengatakan, kendati terjadi embusan abu vulkanik, namun hingga kini kegiatan Gunung Api Gamalama masih pada level II atau berstatus waspada.

Aktivitas Gunung Gamalama pada 4 Januari 2017 dari pukul 06.00-13.00 WITA terjadi tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo maksimun 4-59 mm, selama 11,54 detik, dan lama gempa 36,75-204,55 detik dengan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo maksimum 6 mm dan lama gempa 6,34 detik.

Bahkan, telah tercatat tiga kali gempa, tremor harmonik dengan amplitido maksimum 2-2.5 mm dan lama gempa 17,5-45,61 detik, dengan lima kali gempa hembusan dengan amplitudo maksimum 4-27 mm dan lama gempa 11,20-80,5 detik. Menurut dia, gempa mikro tremor menerus dengan amplitudo maksimum 0.- 1.5 mm, dominan 1 mm.

Begitu pula, untuk cuaca terpantau mendung, dengan kecepatan angin lemah hingga sedang bertiup dari utara-barat laut dengan suhu udara 26-29 derajat Celcius dengan gunung api Gamalama tertutup kabut. Darno mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung atau wisatawan tidak mendaki dan mendekati kawah yang ada di puncak gunung dalam radius 1,5 Km.

Bahkan, saat musim hujan saat ini, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement