REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra memilih konsisten untuk berada di luar pemerintahan sebagai partai oposisi meski telah ditawari empat kursi kementerian. Pernyataan ini disampaikan oleh Politikus Gerindra, Sodik Mujahid. Pernyataan ini melengkapi pernyataan sebelumnya wakil ketua partai Gerindra, Arief Puyono yang menyebut pihak Istana menyiapkan empat kursi menteri jika Gerindra mau bergabung.
“Sudah sangat jelas Ketum Gerindra berulang kali menegaskan kepada kami bahwa Gerindra konsisten di luar pemerintahan," kata politikus Partai Gerindra, Sodik Mujahid, Rabu (4/1)
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu menjelaskan, mendekatnya Jokowi kepada Ketum Gerindra Prabowo Subianto tidak akan mengubah kebijakan partai. Sebagai tokoh senior, pemimpin bangsa dan negarawan, Prabowo bisa membedakan kedekatan pribadi dengan Jokowi dengan urusan partai dan negara.
"Beliau sangat sportif, pemaaf dan bukan tipe pendendam dan akan menghargai siapapun yang berniat dan bekerja baik untuk bangsa dan rakyat Indonesia," jelas Sodik.
Sebagai negarawan dan tokoh bangsa, menurutnya Prabowo pasti akan menunjukkan kesetiaannya kepada bangsa dan masyarakat dengan ambil posisi di luar sebagai kekuatan cek and balance. Justru disebutnya tidak akan seimbang apabila semua partai tergabung ke dalam pemerintahan. Apalagi Indonesia sendiri menganut sistem demokrasi.
"Kalau di dalam semua bagaimana?" kata anggota Komisi VIII DPR RI itu.