Senin 02 Jan 2017 19:55 WIB

Polri: Pengurungan Korban Jadi Spesialisasi Kelompok Perampok Pulomas

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Ius Pane, salah satu terduga perampokan sadis di Pulomas yang menewaskan enam orang.
Foto: ist
Ius Pane, salah satu terduga perampokan sadis di Pulomas yang menewaskan enam orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Argo Yuwono mengatakan para pelaku perampokan dan pembunuhan di Pulomas mengurung korbannya dalam satu ruangan sudah menjadi modus operandinya sebelum merampok. Kebetulan ruangan yang terdekat pada saat itu adalah kamar mandi di bawah yang berukuran 1,5 x 1,5 meter itu.

"Jadi kelompok empat ini memang modus operandinya dia tidak pernah merusak pintu," kata Argo, Senin (2/1).

Argo menjelaskan para pelaku datang mencari gerbang yang terbuka, lalu pura-pura sudah mengenal pemilik rumah. Selanjutnya komplotan ini memberikan ancaman verbal dan menodongkan senjata tajam agar korban menuruti perintah.

Kemudian pelaku juga biasa mengikat korbannya dengan tali rapiah atau tali spatu, atau lakban. Lalu menggiring korbannya untuk masuk ke dalam satu ruangan.

"Dari hasil interogasi kemaren kebetulan yang terjadi di Pulomas, ruangan yang terdekat adalah kamar mandi. Namun mereka tidak menyangka ada korban meninggal," jelas Argo.

Saat pemeriksaan pelaku juga mengaku perampokan di Pulomas adalah kali ketiganya setelah di Jonggol dan Purwakarta. Namun dari kedua lokasi perampokan sebelumnya belum pernah korban berniat untuk melukai apalagi sampai membunuh korbannya.

"Karena selama dia melakukan aksinya malang melintang diperampokan mereka belum pernah melukai korban dan ada yang meninggal," jelas Argo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement